Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Rantai Sepeda Putus



Udah semangat-semangatnya ke kantor, rantai sepeda malah putus. Nasib orang baik emang gak tahu nasibnya, ada saja hambatan dan penghalang untuk sesuatu yang ikhlas dilakuin. Tapi, hikmahnya yang mengajarkan banyak pelajaran untuk menjadi kuat.


Saya mulai membawa sepeda saya berjalan. Ini orang sama sepeda kok jalannya bareng. Senyum indah, saya tebarkan kala mereka melihat saya menuntun si Sepeda. Jarak bengkel dengan rumah, sangat dekat jadi tak banyak keringat yang diperas.

Sepeda saya berikan sama si tukang bengkel, ia menerima dan langsung mengerjakannya. Nggak sampai 5 menit, rantai udah kelar diperbaikin. Cuma bayar 2 ribu. Baik banget nih om tukang. Rambut panjang ala harley davidson, tetap hati seperti samson masuk kota.

Selama 5 menit, saya sedikit berpikir, bengkel ini selalu ramei. Buka dari pagi hingga sore, bengkel ini sangat konsisten. Tapi, tetap aja bengkel ini kecil dan tidak terlalu bagus. Bermanfaat bagi orang memang tidak harus besar, dari kecil seperti inipun, bengkel ini udah banyak memberi manfaat.

Sama seperti dotsemarang sekarang ini. Hanya bermodal kos-kosan, saya selalu belajar bagaimana memberi terbaik bagi kota ini. Alangkah indahnya, melihat kota ini lebih baik daripada masa lalu ketika saya datang untuk pertama kalinya. Mudahan, kantor dotsemarang bisa bermanfaat seperti bengkel ini.

Begitulah cerita saya disela-sela rutinitas aktivitas yang saya kerjakan setiap hari. Kadang pake motor, jalan kaki maupun bersepeda. Semua memiliki resiko. Semua memiliki kelebihan. Tinggal kita mau ambil yang mana untuk setiap kelebihan tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions