Postingan

Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Ketika Hidup Mengajarimu: Sakit Sendirian di Usia Sekarang, Sungguh Tak Enak Sama Sekali

Gambar
[ Artikel 55#, kategori kesehatan ] Awalnya hanya flu biasa. Namun, esok harinya mendadak sebagian tubuh terasa sangat lelah , menggigil kedinginan, dan bagian perut terasa tidak nyaman. Jangan-jangan ini memang sinyal asam lambung naik yang ikut nimbrung. Saya tidak menyangka sejak Selasa hingga Rabu, saya harus menjalani penderitaan karena sakit ini. Apalagi, momen ini bertepatan saat Real Madrid bermain pada Rabu dini harinya. Nonton sudah tidak khidmat, bahkan sekadar membuka media sosial pun sudah tidak ada gairah. Betapa Menyedihkannya Sakit Tanpa Pasangan Inilah rasanya tidak memiliki pasangan di usia yang sudah tidak muda lagi. Ketika demam mendadak ikut hadir dan membuat kening panas, saya ingin sekali meminta tolong agar dikompres. Sayangnya, tidak ada satu pun yang bisa saya harapkan. Rabu dini hari terasa seperti sebuah medan pertempuran yang harus saya hadapi sendiri. Setiap kali saya mencoba tidur sebentar, saya selalu terbangun. Bagian tubuh dari lutut hingga kaki tera...

Halo November 2025

Gambar
[ Artikel 157#, kategori catatan ] Sebagai pemilik blog yang paling konsisten —sebuah klaim yang kini terasa getir—harus aku akui, akhirnya saya mulai menyerah jika tidak posting sehari sekali. Padahal, bagi saya , konsistensi sudah ibarat sarapan. Tanpa sarapan, tubuh pasti lemas, atau bahkan maag bisa kambuh. Entah badai apa yang menerpa, yang pasti, setidaknya saya masih terus menulis hingga hari ini. November telah tiba. Lagi-lagi saya telat menyapa awal bulan yang kali ini jatuh pada akhir pekan (Sabtu). Kota Semarang kini resmi memasuki musim penghujan, membuat cuaca sulit diprediksi. Sampai-sampai, saya berani mengatakan: jangan pernah percaya birunya langit di pagi atau siang hari. Sebab, menjelang sore atau malam, hujan pasti akan turun tanpa kompromi. Keuangan: November yang Kering Awal Oktober lalu, saya sedikit beruntung karena ada pekerjaan dari Instagram Dotsemarang yang masuk. Sayangnya, keberuntungan itu tidak terulang di awal November ini. Saat ini, keuangan saya...

Jagung Serut: Teman Nasi Murah yang Selamatkan Dompet dan Pencernaan

Gambar
[ Artikel 8#, seni bertahan hidup ] Saya akhirnya beralih dari pare ke jagung serut di bulan Oktober ini. Harganya cuma Rp6.000, murah meriah buat nemenin nasi. Selain hemat, jagung serut ini ternyata punya serat tinggi yang nggak kalah oke dari pare. Pilihan simpel yang bikin hidup tetap jalan, meski dompet seringkali cuma bisa nyanyi lagu sedih. Jujur, hidup hemat begini nggak lantas bikin hidup saya jadi lebih baik. Intinya, saya butuh pemasukan lebih biar bisa hidup lebih nyaman. Tapi, harapan tinggal harapan. Di saat orang-orang di media sosial curhat soal gaji kecil—yang menurut saya nominalnya udah wow banget—saya di sini malah terus ikat pinggang karena pemasukan beneran seret.  Kalau ada duit, eh, langsung lari buat bayar tagihan pinjol . Entah sejak kapan hidup saya cuma muter buat bayar utang. Apalagi penghasilan dari blog dotsemarang lelet banget, cuma ngasih Rp5.000 sebulan dari Adsense . Bikin ngelus dada. Kembali ke Jagung Serut, Si Penyelamat Maaf, tadi malah cur...

Indonesia Gagal Melangkah ke Piala Dunia 2026: Sebuah Catatan Kritis

Gambar
[ Artikel 67#, kategori sepakbola ] Inginnya mengukir sejarah, eh malah jadi bahan cari celah dan kritik sana-sini. Mimpi Piala Dunia yang tadinya sudah di depan mata, kini harus pupus begitu saja. Sungguh ironi, tapi inilah kisah perjalanan Timnas Indonesia kali ini. Mereka harus menutup perjalanan panjang kualifikasi usai kembali takluk di hadapan Irak . Minggu dini hari, 12 Oktober 2025, adalah momen yang mungkin akan dikenang (dan disesali) oleh segenap penggemar sepak bola dan seluruh masyarakat Indonesia. Perjalanan panjang Tim Nasional kita harus terhenti di Stadion King Abdullah Sports City, dalam lanjutan putaran keempat Grup B. Jujur saja, melawan Irak — yang notabene peringkatnya jauh di atas Indonesia dan bahkan lebih tinggi dari Arab Saudi (yang beberapa hari sebelumnya sudah mengandaskan kita) — ada rasa pesimis yang menyelimuti. Pengalaman dan peringkat mereka memang jauh di atas kita. Wajar rasanya jika rasa pesimis itu muncul, meskipun harapan akan sebuah keajaiban...

Pembagian Jatah

Gambar
[ Artikel 7#, seni bertahan hidup ] Ada pemandangan yang tidak biasa pagi ini. Tumpukan mie instan , kopi , teh , dan beberapa minuman lain tertata rapi di tempat pengambilan jatah bulanan. Wah, ini betul-betul rezeki yang tak terduga! Alhamdulillah , saya bisa memulai dan menjalani bulan Oktober ini dengan penuh kejutan yang menyenangkan. Dugaan saya, orang rumah baru saja selesai belanja bulanan dalam skala besar semalam. Pembagian jatah seperti ini sebetulnya bukan kejadian langka, hanya saja memang jarang sekali terjadi. Tentu saja, saya menyambut pemberian ini dengan suka cita. Jumlahnya memang tidak cukup untuk stok satu bulan penuh, namun nilai dari kejutan ini jauh lebih besar dari kuantitasnya. Saya sangat menghargainya. Kapan lagi saya bisa menikmati mie instan ? Akhir-akhir ini, kehadiran mie instan terasa seperti sebuah kemewahan tersendiri. Memang tidak banyak, namun ini lebih dari cukup, mengingat beberapa bulan belakangan menu harian saya didominasi oleh nasi dan sayur P...

Kedatangan Sang Pembawa Rezeki: Nostalgia dan Harapan Baru

Gambar
[ Artikel 39#, kategori Amir ] Lama tak ada kabar, tiba-tiba saja beliau satu ini mengabari bahwa ia akan datang dan menetap sebentar di Semarang . Entah apa yang membawanya kembali, namun diam-diam saya berharap kedatangannya ini membawa hoki atau keberuntungan dalam kisah hidup yang sedang saya jalani belakangan ini. Kawan lama saya ini, salah satu sosok sukses yang dulu pernah menjadi bagian dari komunitas dotsemarang bersama-sama, memberitahu bahwa penempatan pekerjaannya kini berada di sekitaran Jawa Tengah . Kepindahannya ini lagi-lagi terjadi, setelah sebelumnya ia dan sang istri menjalani hiruk pikuk kehidupan di Jakarta . Sejujurnya, saya malah baru tahu jika kemarin-kemarin ia sempat berada di Ibu Kota. Tapi sudahlah, itu bukan lagi urusan saya. Kisahnya dan kisah saya memang sudah berjalan di jalur yang jauh berbeda. Berkah Rezeki yang Kontroversial Jujur, awalnya saya sempat merasa enggan untuk menerimanya datang. Bukan tanpa alasan, dahulu saya sering merasa keberunt...

Di Balik Layar GIIAS Semarang 2025: Perjuangan dan Kebanggaan Blogger Lokal

Gambar
[ Artikel 38#, kategori Dibalik Layar] Bisa ikut liputan GIIAS Semarang 2025 sebagai blogger adalah pengalaman yang luar biasa, apalagi ini tahun keempat dotsemarang hadir di event otomotif bergengsi ini. Sebagai satu-satunya blog independen dengan platform Blogspot yang berhasil tembus seleksi media, rasanya ada kebanggaan tersendiri.  Semarang , kota yang selalu punya cerita, kembali jadi panggung. Tapi, cerita di balik layar liputan ini ternyata nggak selalu mulus, malah cenderung bikin deg-degan sampai harus naik Trans Semarang bolak-balik tanpa kejelasan. Tantangan di Balik Layar Sejak GIIAS pertama kali mampir ke Semarang, kategori "blogger" itu nggak pernah ada. Kami, para penulis independen, harus ngotot masuk lewat jalur "rekomendasi" atau "personal media". dotsemarang selama ini beruntung. Tapi, di tahun ini, tantangannya jauh lebih berat. Penyelenggara semakin ketat. Kriteria yang dicari itu sekarang sudah macam-macam: harus punya kantor...