Postingan

Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Rezeki Datang, Pengeluaran Pun Menyusul: Dilema Bulanan di Hari Pahlawan

Gambar
[ Artikel 9#, seni bertahan hidup ] Satu hal yang selalu menyenangkan adalah kembali mendapatkan jatah bulanan dari rumah. Bagaimana pun bentuknya, ini adalah rezeki yang patut disyukuri. Seperti biasa, isinya komplet dari mulai persediaan mie bungkus favorit sampai stok kopi sachet yang wajib ada. Harapan saya, semoga kita semua selalu diberikan kesehatan untuk menikmati rezeki ini. Dilema Pengeluaran di Luar Rumah Namun, saya harus akui, saya terus-menerus menghadapi dilema klasik setiap kali harus keluar rumah. Selalu saja ada godaan pengeluaran yang muncul. Dan hari itu, yang bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional, 10 November , saya kembali melakukannya. Pagi itu, saya sudah berangkat dari rumah sejak subuh, sekitar pukul 06.00 pagi. Tujuan saya adalah mendapatkan angel atau sudut pandang terbaik saat meliput acara Kirab Bendera Merah Putih yang dijadwalkan berlangsung di Balai Kota. Akhir Liputan yang Berujung di Angkringan Masalahnya muncul setelah liputan selesai. P...

Ketika Hidup Mengajarimu: Sakit Sendirian di Usia Sekarang, Sungguh Tak Enak Sama Sekali

Gambar
[ Artikel 55#, kategori kesehatan ] Awalnya hanya flu biasa. Namun, esok harinya mendadak sebagian tubuh terasa sangat lelah , menggigil kedinginan, dan bagian perut terasa tidak nyaman. Jangan-jangan ini memang sinyal asam lambung naik yang ikut nimbrung. Saya tidak menyangka sejak Selasa hingga Rabu, saya harus menjalani penderitaan karena sakit ini. Apalagi, momen ini bertepatan saat Real Madrid bermain pada Rabu dini harinya. Nonton sudah tidak khidmat, bahkan sekadar membuka media sosial pun sudah tidak ada gairah. Betapa Menyedihkannya Sakit Tanpa Pasangan Inilah rasanya tidak memiliki pasangan di usia yang sudah tidak muda lagi. Ketika demam mendadak ikut hadir dan membuat kening panas, saya ingin sekali meminta tolong agar dikompres. Sayangnya, tidak ada satu pun yang bisa saya harapkan. Rabu dini hari terasa seperti sebuah medan pertempuran yang harus saya hadapi sendiri. Setiap kali saya mencoba tidur sebentar, saya selalu terbangun. Bagian tubuh dari lutut hingga kaki tera...

🍃 Teh Celup Gunung Satria: Mengapa Penikmat Kopi Belasan Tahun Mendadak Beralih Haluan

Gambar
Teh Celup Gunung Satria. Jujur saja, merek ini masih terasa asing di telinga saya. Ia hadir sebagai salah satu " jatah bulanan " yang diberikan oleh orang rumah. Siapa sangka, berkat teh inilah, kebiasaan minum kopi saya yang sudah bertahan selama 15 tahun belakangan mendadak tergeser. Saya adalah penikmat kopi yang, alasannya sederhana, hanya demi menambah konsentrasi. Mengubah kebiasaan dari kopi ke teh memang terasa agak aneh, tetapi Teh Celup Gunung Satria berhasil melakukannya. Sejak kehadirannya, saya jadi rajin minum teh, membuat rutinitas ngopi saya otomatis terpinggirkan. Aroma yang Menenangkan: Kunci Utama Relaksasi Apa rahasianya? Jawabannya sebenarnya sangat sederhana: Saya jatuh cinta pada aromanya saat diseduh. Efek yang ditimbulkan saat mencium aroma teh ini sungguh instan. Perasaan tenang, nyaman, dan rileks. Tiga hal ini adalah sesuatu yang sedang saya cari dan butuhkan belakangan ini. Bahkan, untuk memaksimalkan aroma agar lebih enak dihirup, saya punya trik...

Halo November 2025

Gambar
[ Artikel 157#, kategori catatan ] Sebagai pemilik blog yang paling konsisten —sebuah klaim yang kini terasa getir—harus aku akui, akhirnya saya mulai menyerah jika tidak posting sehari sekali. Padahal, bagi saya , konsistensi sudah ibarat sarapan. Tanpa sarapan, tubuh pasti lemas, atau bahkan maag bisa kambuh. Entah badai apa yang menerpa, yang pasti, setidaknya saya masih terus menulis hingga hari ini. November telah tiba. Lagi-lagi saya telat menyapa awal bulan yang kali ini jatuh pada akhir pekan (Sabtu). Kota Semarang kini resmi memasuki musim penghujan, membuat cuaca sulit diprediksi. Sampai-sampai, saya berani mengatakan: jangan pernah percaya birunya langit di pagi atau siang hari. Sebab, menjelang sore atau malam, hujan pasti akan turun tanpa kompromi. Keuangan: November yang Kering Awal Oktober lalu, saya sedikit beruntung karena ada pekerjaan dari Instagram Dotsemarang yang masuk. Sayangnya, keberuntungan itu tidak terulang di awal November ini. Saat ini, keuangan saya...

Jagung Serut: Teman Nasi Murah yang Selamatkan Dompet dan Pencernaan

Gambar
[ Artikel 8#, seni bertahan hidup ] Saya akhirnya beralih dari pare ke jagung serut di bulan Oktober ini. Harganya cuma Rp6.000, murah meriah buat nemenin nasi. Selain hemat, jagung serut ini ternyata punya serat tinggi yang nggak kalah oke dari pare. Pilihan simpel yang bikin hidup tetap jalan, meski dompet seringkali cuma bisa nyanyi lagu sedih. Jujur, hidup hemat begini nggak lantas bikin hidup saya jadi lebih baik. Intinya, saya butuh pemasukan lebih biar bisa hidup lebih nyaman. Tapi, harapan tinggal harapan. Di saat orang-orang di media sosial curhat soal gaji kecil—yang menurut saya nominalnya udah wow banget—saya di sini malah terus ikat pinggang karena pemasukan beneran seret.  Kalau ada duit, eh, langsung lari buat bayar tagihan pinjol . Entah sejak kapan hidup saya cuma muter buat bayar utang. Apalagi penghasilan dari blog dotsemarang lelet banget, cuma ngasih Rp5.000 sebulan dari Adsense . Bikin ngelus dada. Kembali ke Jagung Serut, Si Penyelamat Maaf, tadi malah cur...

Indonesia Gagal Melangkah ke Piala Dunia 2026: Sebuah Catatan Kritis

Gambar
[ Artikel 67#, kategori sepakbola ] Inginnya mengukir sejarah, eh malah jadi bahan cari celah dan kritik sana-sini. Mimpi Piala Dunia yang tadinya sudah di depan mata, kini harus pupus begitu saja. Sungguh ironi, tapi inilah kisah perjalanan Timnas Indonesia kali ini. Mereka harus menutup perjalanan panjang kualifikasi usai kembali takluk di hadapan Irak . Minggu dini hari, 12 Oktober 2025, adalah momen yang mungkin akan dikenang (dan disesali) oleh segenap penggemar sepak bola dan seluruh masyarakat Indonesia. Perjalanan panjang Tim Nasional kita harus terhenti di Stadion King Abdullah Sports City, dalam lanjutan putaran keempat Grup B. Jujur saja, melawan Irak — yang notabene peringkatnya jauh di atas Indonesia dan bahkan lebih tinggi dari Arab Saudi (yang beberapa hari sebelumnya sudah mengandaskan kita) — ada rasa pesimis yang menyelimuti. Pengalaman dan peringkat mereka memang jauh di atas kita. Wajar rasanya jika rasa pesimis itu muncul, meskipun harapan akan sebuah keajaiban...

Pembagian Jatah

Gambar
[ Artikel 7#, seni bertahan hidup ] Ada pemandangan yang tidak biasa pagi ini. Tumpukan mie instan , kopi , teh , dan beberapa minuman lain tertata rapi di tempat pengambilan jatah bulanan. Wah, ini betul-betul rezeki yang tak terduga! Alhamdulillah , saya bisa memulai dan menjalani bulan Oktober ini dengan penuh kejutan yang menyenangkan. Dugaan saya, orang rumah baru saja selesai belanja bulanan dalam skala besar semalam. Pembagian jatah seperti ini sebetulnya bukan kejadian langka, hanya saja memang jarang sekali terjadi. Tentu saja, saya menyambut pemberian ini dengan suka cita. Jumlahnya memang tidak cukup untuk stok satu bulan penuh, namun nilai dari kejutan ini jauh lebih besar dari kuantitasnya. Saya sangat menghargainya. Kapan lagi saya bisa menikmati mie instan ? Akhir-akhir ini, kehadiran mie instan terasa seperti sebuah kemewahan tersendiri. Memang tidak banyak, namun ini lebih dari cukup, mengingat beberapa bulan belakangan menu harian saya didominasi oleh nasi dan sayur P...