Sungguh perjuangan saya atau teman-teman yang hidup dari komunitas pastinya sangat berat. Memiliki visi dan misi saja tidak cukup membawa arah kemana komunitas. Yang ada malah memikirkan orang-orang yang terlena oleh rayuan dunia. Dari komunitas blogger, saya berpindah ke perusahaan kecil.
dotsemarang bagi saya sekarang ini adalah perusahaan kecil yang menggabungkan aspek komunitas didalamnya. Berdiri tahun 2010, dotsemarang masih mengarah ke arah komunitas diawal berdirinya saat itu. Satu tahun kemudian, tepatnya tahun 2011, saya sebagai pendiri mulai gelisah dengan caruk maruknya masalah komunitas.
Mulai dari sisi personal, kepentingan pribadi, dan ketidakpedulian dari sesama rekan komunitas. Satu tahun berdiri, komunitas masih dianggap keluarga. Jalan bareng, makan bareng dan semua bareng, kecuali mandi :D
Pengalaman adalah guru yang paling hebat. Satu tahun berlalu, saya mulai mengenal beragam komunitas seluruh Indonesia, dari yang muda, seumuran, hingga yang paling tua sekalipun. Semua memiliki masalah yang sama. Katanya dengan regenerasi, komunitas bisa bertahan, tapi menurut saya itu gak ada artinya.
Kalau kamu yang mendirikan, berarti kamu yang harus menyelesaikan sampai akhir.
Dulu saya orangnya pemalu, dan bahkan saya lebih pasif ketimbang adek saya, asmadi. Namun, saya tidak menyangka komunitas mengajarkan saya banyak hal dalam hidup saya. Lingkungan, buku-buku yang saya baca, jaringan dan lainnya sudah cukup meyakinkan saya waktu semester 2 kuliah untuk membangun komunitas ini.
Dari keinginan itulah, ide membangun dotsemarang muncul. Saya tidak bisa sendiri, lalu mulailah mengajak dua rekan saya, si Choky atau Joko dan Alm.Andrew Kurniawan. Mereka adalah orang-orang yang mendukung ide saya dan membantu saya waktu itu.
Mereka adalah orang-orang luar biasa bagi saya. Namun, ide dotsemarang tetaplah milik saya. Itu artinya saya tidak bisa melepas ide membangun dotsemarang begitu saja. Keinginan itu mendasari saya begitu niatnya mempertahankan dotsemarang hingga kini. Apalagi, ditambah saya kehilangan sosok seorang pendiri dotsemarang juga, yang begitu saya jadikan landasan saat ini. Iah, Almarhum Andrew Kurniawan, karna ialah saya punya alasan lain menjadikan dotsemarang bukan sekedar komunitas.
Memutus benang merah alias simpul komunitas
Saya mulai geram dengan yang terjadi. Katanya komunitas berarti keluarga tapi saat dibutuhkan tak ada seorangpun yang mau peduli dengan keluarganya. Seolah, saya sendiri berjalan. Dari sinilah, saya mulai berpikir banting setir. Ini tidak bisa dibiarkan, dotsemarang hanya akan menjadi nama numpang lewat saja kalau begitu.
Tepat tahun 2012, akhirnya saya menjadikan dotsemarang dua bagian. Komunitas dan manajemen. Jabatan saya selain founder adalah CEO. Orang yang memiliki tanggung jawab dalam hal membesarkan nama dotsemarang, membranding, dan menjual namanya.
Profesionalisme dijadikan
Manajemen berjalan dengan tidak banyak orang. Hanya segelintir orang yang masih bertahan. Iah, saya dan satu tim manajemen inilah yang membiayai dotsemarang selama ini. kami harus mandiri, kami adalah perusahaan yang utuh. Jangankan uang ada disaku, mau makan saja masih mikir.
Level saya dan teman-teman adalah profesional saat ini. Iah profesional yang baru belajar bagaimana menjadi seorang entrepreneur, wirausahawan, businessman, dan menjadi jurnalis. Menjaga hubungan dengan media dan instansi terkait adalah hal mutlak yang harus dilakukan. Serta menjaga kepercayaan mereka adalah hal yang harus dilakukan.
Tahun 2013, itulah target seutuhnya
dalam perjalanan panjang dotsemarang tidak hanya ada cerita yang membanggakan tapi ada juga cerita yang mengharukan dan menyedihkan. Seperti diawal yang saya ceritakan bahwa dotsemarang kehilangan sosok pendiri lainnya, orang yang memberi nama dotsemarang kala itu, alm.Andrew Kurniawan.
Selain itu, masalah hubungan cinta juga adalah hal paling menakutkan dalam komunitas. Mungkin teman-teman yang berkecimpung komunitas memahami ini. Yah, runtuhnya kerukunan dalam komunitas adalah gara-gara putus cinta bagi mereka yang memadukan tali kasih didalam komunitas.
lalu ada juga, soal materi. Yah, dotsemarang memang berawal dari komunitas. Tidak akan memberi apapun kepada anggotanya kecuali harapan dan kebersamaan. Mungkin, visi dari komunitas tidak sejalan dengan visi seseorang jika dikaitkan dengan materi. Sangat sulit.
Bahkan, saya sedang mengalami dilema berkepanjangan. Dilema, mengapa orang yang saya bangga-banggakan dan saya ajarkan banyak hal, tidak membuat dotsemarang bangga. Masih ada yang menganggap dotsemarang adalah batu loncatan untuk mencapai karir selanjutnya. Inilah yang menakutkan.
Membangun dotsemarang, saya tidak main-main. Ini akan menjadi besar. Intinya sabar dulu. Namun, sisi luar hati saya harus menenggelamkan masalah dilema saya. Mereka harus bekerja tentunya, mengisi perut, seharihari mereka dan keluarga mereka. Yaudah deh, saya akan diam saja dulu :) Semoga yang menganggap dotsemarang batu loncatan adalah orang-orang sukses kedepannya meski tak bersama dotsemarang,aminn.
...
Tahun 2013, sudah didepan mata. Konsistensi satu tahun di tahun 2012, banyak mengajarkan saya. Tidak sedikit rupiah dikeluarkan untuk dotsemarang. Kini, biarkan saya dan tim dotsemarang menyongsong tahun berikut dengan lebih baik.
Biarkan cerita kemaren menjadi sejarah yang akan selalu disimpan dalam tulisan maupun hati. dotsemarang kini tumbuh menjadi perusaah kecil yang berasaskan komunitas didalamnya. Semoga, ini bukan harapan tapi impian yang harus t e r e a l i s a s i.
Doakan saya dan dotsemarang yah teman-teman, pembaca dan rekan-rekan lainnya :D Meski sederhana, doa kalian adalah penyemangat lebih bagi kami.
TETAP YAKIN! Sering kali orang lain meremehkan kemampuan kita, itu hal biasa! Tidak perlu menjadi bimbang apalagi tersinggung dan marah. Yang penting, kita tetap yakin dan tidak meremehkan diri sendiri.
Komentar
Posting Komentar