Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Uang Krenceng, Uang Terakhir



Saya, dan yang lain seperti anak kecil yang paling bahagia didunia. Membuka tabungan yang berbentuk kaleng, seolah membuka masa anak-anak. Wah, banyak juga uangnya. Yailah, uang krenceng, buanyak tai gak lebih dari apa yang kami harapkan.


Akhirnya, tabungan yang sudah satu tahun lebih bertahan dikantor ini, saya buka juga. dotsemarang benar-benar kepepet! Dan itu adalah harapan terakhirnya, Harapan yang dibangun dari sebuah mimpi bersama.

Liga blogger Indonesia adalah salah satu alasan penting mengapa ini harus dilakuin. Yah, saya harus rela lagi mengorbankan masa depan dari apa yang sudah dibangun dari awal. Hehe.. smoga cukup buat roadshow.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh