Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kantor Kebanjiran, Syukurlah!


Semarang benar-benar masuk dunia dalam berita. Istilah yang populer digunakan dalam sebuah program televisi, dunia dalam berita, di era TVRI masih mendunia. Kemarin, perjalanan hari kedua dibulan Maret (1/3), kota ini diserang banjir dimana-mana. Alhasil, kantor dotsemarang juga ikut kebanjiran.

Semua berawal dari sore yang begitu indah. Tak begitu banyak orang memprediksi, kota industri ini akan dihinggapi banjir yang cukup besar. Lupakan berita beberapa hari kemarin kala stasiun Tawang kebanjiran, tapi banjir ini, pertama kalinya mengungguli daftar klasmen sementara untuk paling besar.

Dampaknya, saat saya pulang ke rumah *sendiri, jalanan yang lempeng menjadi bergelombang. Ah, mungkin ini hanya disini saja. Saya sampe lupa kalau kantor akan terkena dampaknya.

Sabtu pagi (2/3), saya seperti biasa datang ke kantor sekedar menuntaskan tugas sebagai blogger. Pemandangan yang tak biasanya cukup membuat perasaan was-was. Kasur, lemari dan beberapa perangkat lainnya ada diluar kamar yang seharusnya didalam. Oh, tidak! Ini dampak banjir semalam.

Memang terjadi, kantor rupanya kebanjiran. Beruntungnya, saya melupakan ada seseorang yang sedang menginap disini, yaitu Ismi. Semua barang aman juga akhirnya. Kasian juga ismi bekerja keras mengurusi banjir. Apalagi katanya, kantor malam itu mati lampu hingga pukul 4 pagi.

Yah, Maret memberi berkah yang begitu luar biasa.
Tankz Ismi udah nyelamatin benda-benda berharga di kantor.

Gambar : wahyualam.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh