Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Keteteran Juga!



Pagi Menerjang, seolah tertelanjangi. Duh, kebangun dipagi hari itu dah biasa, tapi kalau kebangun di kantor ini, kok jadi aneh. Badan kok remuk semua. Niatnya berkonsentrasi malah hidup kayak terasi, sepi dan basi.


Minggu malam (10/3) niatnya bermalam dikantor. Lembur untuk mengejar target-target yang tercecer. Termasuk LBI yang harus dihandel juga. Setelah kehilangan satu orang paling berbakat, kini kantor ini kembali kehilangan orang paling setia.

Setelah kencan malamnya, saya kembali menemukan semangat yang hilang setelah remuk disiang hari. Liputan acara ogoh-ogoh di balaikota hingga pandanaran, seolah relawan siap mati tanpa bayaran sepeserpun.

Rasa lelah itu wajar, tapi teman-teman yang menggerutu di messaging itu gak wajar. Tahunya cuma komentar doank, berbuat tidak ada sama sekali. *Duh, teknologi bukan untuk itu, tapi meringankan pekerjaan manusia.

kembali kedunia kantor, dini hari seperti biasa terbangun dan menulis. Mengisi tiap template yang sudah tersedia. Ditambah liga blogger, rupanya konsisten saya terjamah juga dengan yang namanya keteteran.

Saya tidak sanggup menyelesaikan tepat waktu. Saya minta maaf kepada teman-teman blogger Indonesia yang pasti kepo banget dengan klasmen pekan ini. Sabar yah, saya usahakan selesai hari ini juga.

Badan pegel-pegel juga jika harus tidur dikantor tanpa alass. Saya salah prediksi rupanya. Okedeh, ini curhat saya pagi ini. Semoga saya dimaafkan untuk hal ini :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh