Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

13.00




Kipas angin masih saja setia berputar tanpa henti. Suara lagu mulai galau disiang hari. Entah, siang ini ada apa dengan matahari yang begitu menyengat. Seolah lupa, dibumi ada saya yang sedang berusaha berjuanga mencari keadilan sebagai laki-laki.


Hei matahari, tahukah kamu kalau aku disini kepanasan.
Keringat bercucuran tanpa henti, tak malu kah kau atau merasa kasian kepadaku.

Rabu - 20 Maret 2013
Waktu yang terlihat di laptop hanya bisa diam duduk bersandar lemari

Aihh panas sangat ini!

**sendiri tanpa mereka yang berlari

Komentar

  1. Kalem bray...
    Panas atau pun hujan, sama-sama karunia Allah..

    Nggak perlu dikeluhin salah satunya..

    salam olahraga.. :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh