Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tidur di Kantor di Malam Idul Adha



Hari ini sebenarnya adalah moment bahagia bagi umat muslim. Tapi, malam harinya, langit kota Semarang sebelum turun hujan, aktivitas warga tak banyak berubah. Simpang lima masih rame seperti biasa. Yang beda hanya penjagaan lebih ketat dan banyak oleh polisi. Bersyukur, saya masih tersenyum di hari spesial ini.


Seperti biasa, terbangun dini hari adalah aktivitas kebiasaan saya beberapa bulan ini. Kipas angin tepat didepan saya, dan suara portable radio masih menemani saya hingga terbangun. Hmm.. menggerakkan tubuh, kekanan dan kekiri, kok sakit rasanya.

Yah, malam takbiran saya beristirahat dikantor. Menghabiskan malam sambil ditemani hujan yang sangat deras. Sepertinya langit memberikan berkahnya kepada Semarang. Tidur dikantor seakan membuat saya damai meski panas.

Kerasnya hidup di kota orang, memang membentuk kultur baru bagi kehidupan saya. Namun, bukan alasan itu saya malam ini tidur dikantor. Udah beberapa hari keluarga datang kerumah. Yah, biasa momentnya pas banget.

Ibarat air yang mengalir dari pegununangan, kehidupan saya yang biasa sendiri, kedatangan keluarga yang berbondong-bondong, seolah memberi aliran air baru bagi saya. Kamar jadi penuh sesak. Maklum dua kamar doang.

Keteraturan hidup saya setelah pulang dari kantor adalah beristirahat total. Tapi, yah mau dikata semua sedikit berubah. Jangankan mau tidur, mejam sedikit saja seakan mendengar suara nyamuk ditelinga.

Yah, udahlah mencari jalan terbaik demi kualitas terbaik meski harus jadi paling baik. Inilah cerita saya dimalam takbiran. Selama hari raya idul adha kawan. selalu tetap bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun