Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Mereka Saja Bilang, Minat Nonton di Semarang Masih Minim
Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya
Beruntung banget, kota Semarang didatangin Artis Film yang kebenaran sedang roadshow film baru mereka. Selama menjadi blogger, kebahagiaan itu saya tuangkan lewat tulisan ini. Silahkan intip tulisan saya berikut ini.
Setelah acara #kamisbioskop sukses digelar oleh Mariana, satu lagi gebrakan yang ia berikan untuk dunia perfilman di Semarang khususnya di Indonesia, Ia sukses mendatangi acara sebuah roadshow film yang akan tayang, awal bulan November besok. Judul Filmnya, Loe Gue End!
Dibintangi Dion, Manohara dan beberapa nama yang mungkin bagi saya dan teman lainnya masih awam, setidaknya kami mendengar langsung suatu sugesti yang selama ini kami rasakan mengapa kota Semarang selalu dilewati roadshow film.
Mungkin teman-teman pembaca yang belum tahu tentang per filman di Semarang, khususnya film bioskop Indonesia, kota ini jarang dilirik oleh orang film. Padahal, beberapa film sering sekali dibuat dengan latar kota Semarang dibeberapa titik.
Pengalaman ini saya rasakan selama menjadi blogger. Seorang penulis dunia maya yang ingin melihat kota Semarang menjadi kota besar yang selalu dilirik banyak orang. Saya paham maksudnya, mengapa kota ini selalu adem? Inilah peran saya sebagai blogger yang peduli dengan sekitar bahwa saya selalu mengabarkan kabar baik bagi kota ini dan Indonesia.
" Blogger adalah suara rakyat yang selalu peduli untuk mengabarkan kabar baik tentang lingkunganya"
Press Conference
Saya duduk memandang beberapa artis yang sedang menggelar press conference film baru mereka. Semua cantik dan cakep. Itu sudah seharusnya karna mereka adalah public figur. Beberapa wartawan hadir dengan lensa mereka yang selalu membidik paras wajah mereka. Hmm.. itu juga sudah seharusnya.
Mariana tiba-tiba maju kedepan dan mulai bertanya, apa alasan mereka datang ke Semarang? Saya langsung kedepan dan mengarahkan kamera pocket saya ke orang yang menjawab pertanyaan mariana.
Ada Dion, salah satu pemeran film Loe Gue End yang menjawab. " Semarang butuh hiburan dan mereka sadar minat masyarakat disini masih minim untuk film, itulah sebabnya banyak orang film merasa seperti gimana saat kesini, mudahan dengan roadshow ini, banyak orang film mempromokan filmnya di kota ini".
Itulah yang terjadi kawan! Stimulan ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi kami, para blogger yang rela mengejar acara ini hinggap pukul 10 malam hanya untuk mencari alasan mengapa mereka mau ke Semarang.
Saya tahu, ada kepentingan bisnis di kota ini yang menjadi roadshow pertama mereka. Itu sudah seharusnya mereka lakuin. Namun, seperti ini sangat jarang-jarang. Senyum dibibir saya tak bisa menutupi kegirangan saya sendiri bisa hadir disini.
Apalagi para pemain ini sudah muter kota Semarang dari pagi hingga malam. Saya bukan wartawan atau orang film, saya hanya mengaku blogger ketika masuk ke ruangan yang ada di lantai 10 - hotel Dafam, tempat acara.
Kesimpulan
Terimakasih banget buat semua kru dan pemain film Loe Gue End yang mau mampir ke kota Semarang. Terlepas itu, mudahan juga tulisan saya bisa menginspirasi banyak orang film datang ke Semarang.
Semarang adalah ibu kota Jawa Tengah. Pasarnya masih adem dan sepi. Meski begitu, saya yakin, kota ini bisa banyak memberikan sesuatu yang menarik bagi para tukang film. Undang kami, para blogger, biar kami menuliskan ceritanya disini.
Untuk sobat pembaca dan sahabat saya,
Banyak orang terjebak dengan istilah blogger. Yah, blogger! Orang yang punya blog dan menuliskannya disana. Mau kisah pribadi, mencari uang dan sebagainya. Tapi inti dari yang namanya seorang blogger adalah orang yang rela menceritakan kabar baik dengan sejujur-jujurnya dan peduli dengan sekitarnya.
Meski kecewa atau ingin curhat, setidaknya seorang blogger bisa memberikan kesimpulan untuk masalah tersebut yang dapat menjadi alternatif para pembaca. Negara ini sudah cukup besar dan keburukannya juga sering banyak dikatakan. Inilah saya, blogger, sudah seharusnya menulis yang baik agar Indonesia selalu baik.
Kebanyakan orang peduli dengan dirinya sendiri, keluarga dan pekerjaannya. Sehinggga dan seolah-olah saat semuanya udah berjalan, mereka tidak tahu apa-apa. Dan ketika ada masalah, mereka mulai mencari akar masalahnya. Dimana saat berjalannya semua ini. Saat benar, mereka diam. Saat salah mereka berteriak. Sudahkah kamu peduli?
Itulah sekilas tentang cerita film di Semarang. Mudahan, ini langkah baru untuk sesuatu yang baru juga.
Begini rasanya ketika mertua datang ke rumah, nggak enakan. Padahal, cuma menjenguk cucu kesayangan. Tapi rasa malas yang biasa dirasakan sebelum nikah, berubah rasa risih. Serba salah, pokoknya.
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat. Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...
[Artikel 17#, kategori Tips] Saya sudah menghitung kira-kira berapa kuota yang dihabiskan untuk menonton siaran langsung sepakbola via streaming. Tentu Anda sekarang bisa mengukur biaya untuk menghabiskan kuota apabila tim kesayangan Anda akan bertanding hari ini.
Pernah merasakan manisnya dikejar gebetan yang tak menghiraukan bagaimana sakitnya setelah putus suatu hari nanti. Dan akhirnya mereka menjadi pasangan yang selalu setia, pandai mendengar, selalu memberi motivasi untuk saling menguatkan dan menceritakan hal-hal kecil yang tak pernah mereka ceritakan kepada orang lain. Kini setelah putus, jangan berharap cerita manis diawal akan sama. Perlu diketahui terlebih dahulu, sifat buruk ini bukan berarti semua pria diumur 29 tahun akan sama. Ini sebuah judul yang menarik dan penulisnya saja yang mengalami. So, baca saja ceritanya. Kamu seperti kekanak-kanakan, deh. Kenapa tiap punya mantan, hobinya ngajakin balikan. Tiba-tiba saja kalimat tersebut terlontar dalam sebuah pesan singkat yang terkirim buat saya yang memang berusaha berkomunikasi dengan mantan. Seperti kena serangan jantung tiba-tiba. Dan saya membencinya, marah dan kesal. Marahnya kepada momen yang waktu ia sampaikan. Saya memang bermaksud berbaikan dengan mant...
Tabel pernikahan Bulan Juli ini tanpa sadar saya sudah berumur 29 tahun. Sebagian dari teman dan sahabat sudah banyak yang nikah. Saya sendiri? Masih bertahan dengan komitmen untuk menikah diusia 30 tahun. Beberapa hari kemarin, pas scroll timeline facebook nemu beginian. Wah seru juga tuh.
aku kok gak di ajak..? Hahaha
BalasHapushehehe.. emang situ dimana
Hapusjadi terjebak dgn istilah blogger itu terjebak yg seperti apa? =))
BalasHapushaha.. bingung juga jawabnya klo suhu yg tanya :D
Hapus