Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Nikah dengan Luna Maya?

[Artikel 1#, kategori mimpi] Ada senyum bahagia diantara ketidakberdayaan kala diminta menikahi oleh Luna Maya. Rasanya mimpi menghadapi kenyataan yang sangat jomplang sekali. Ah, ternyata benaran mimpi.

Entahlah, kenapa mimpi itu terasa jelas sekali. Jam 3 pagi, saya terbangun dengan gambaran yang terasa jelas. Saya masih ingat betul semuanya.

Setelah Luna Maya menyamperin dan mengajak saya nikah, saya disuruh datang ke tempatnya. Sebuah gedung besar dengan banyak buku-buku.

Dia melambai dari lantai atas agar saya segera menyamperinnya. Namun entahlah, semua usaha yang saya lakuin seolah tidak bisa. 

Lantai penghubungnya sudah dekat, tapi tetap sulit. Saat ingin melewati tumpukan buku dan melihat banyak orang-orang, tetap saja masih belum sanggup.

Kemudian saya memutuskan arah lain dengan harapan yang sama. Di sana, mungkin bisa kata saya sambil terus melangkah. Namun lagi-lagi, itu tetap saja. Lantai yang diharapkan terhubung, ada banyak pekerja yang sedang mengerjakan sisi bangunan yang tak bisa dilewatin.

Saya mendengar pria tua dengan peci dan surban yang sedang mengangkat telpon sambil berbicara ia sedang menunggu saya tiba di sana. Apakah ini calon mertua saya?

Karena tidak bisa lewat, saya turun dari tangga. Beberapa orang lewat dengan pakaian muslim taat. Apakah ini hari Jumat, makanya banyak pria yang selesai pulang sholat?

Saya menyamperin mereka dan berkata saya yang dimaksud akan menikahi Luna Maya. Mereka tersenyum, menyambut salam saya yang mencium tangan beberapa orang yang saya anggap senior.

Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan dan tanpa sadar saya terbangun. Luar biasa gambaran yang begitu jelasnya. Apakah ini masa depan?

📸Google

...

Ya, ini hanyalah mimpi sebelum akhirnya saya terbangun dan segera menyalakan laptop. Ada pertandingan Real Madrid pagi dini hari ini.

Entah kenapa ada Luna Maya yang hinggap dalam mimpi. Padahal saya sebelum tidur hanya membaca komik saja. Bayangan Luna Maya pun hampir tidak pernah masuk dalam hidup beberapa bulan ini. Namun kenapa ia jadi sesuatu.

Hanya mimpi, hanya perlu diabaikan saja.
Ngapain coba sampai ditulis segala 😅

Artikel terkait :

  • Belum tersedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

Blog Personal Itu Tempat Curhat