Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Dunia Blogging Tanah Air Yang Tidak Sederhana Lagi


[Artikel 41#, kategori blog] Bila prestasi atau portofolio dilihat dari bagaimana torehan juara lomba blog yang diikuti, maka saya akan mundur. Saya terlalu sederhana untuk menulis dengan pemikiran besar seperti para pemenang lomba. Mungkin dunia blogging sudah tidak sederhana lagi seperti yang saya bayangkan.

Semua menyebut diri sebagai bloger meski punya pekerjaan utama atau prestasi yang lebih baik dari sekedar berbagi tulisan lewat platform blog. Mulai dari pekerja kantoran, desaing grafis, penulis, dan masih banyak lagi. Membayangkan saya awal-awal yang berharap ngeblog jadi pekerjaan, saat ini rasanya aneh.

Ngeblog saya lahir di era dimana Raditya Dika menjelma menjadi seorang bloger kemudian melompat menjadi penulis hingga kreator konten lainnya yang saat ini banyak disukai. Karir besarnya yang saya lihat adalah bagaimana ia menjadikan idenya ke dalam sebuah film dan yang ia menahkodai. Ia tidak menyebut diri sebagai bloger sekarang, tapi sebagai penulis. Lebih di atas setingkat levelnya dari sekedar ngeblog seperti saya.

Saya benar-benar tidak menyangka bahwa waktu yang berputar sangat cepat. Impian sederhana saya seakan terwujud. Semua orang mengaku bloger dan menjadikan aktivitas dalam kebersamaan. Beberapa bloger, ada yang khusus berjuang untuk lomba dan bisa ditebak. Ia selalu jadi pemenang karena menang dipengalaman.

Sebagian lagi ada yang meraba-raba kemana arah rutinitasnya yang awalnya ngeblog berubah menjadi sesuatu yang sedang digandrungi. Bahkan ada juga yang menggabungkan kesemuanya dan tetap berpangkat bloger dalam sehari-harinya.

Salah satu tujuan saya masih bertahan dengan platform blogspot adalah untuk melihat bagaimana perubahan terjadi disekitar. Tahun 2017, saya melihatnya sangat luar biasa. Semua bloger berubah menjadi profesional, apapun profesinya dan apapun pekerjaan dan aktivitasnya. 

Mereka tak terpengaruh bagaimana perkembangan konten kreator seperti Youtuber dan maraknya penyebutan influencer sedang berada di atas mereka. Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari tren ini adalah bloger sangat konsisten. Dan berhasil memasuki tren tersebut dengan merangkul menjadi kekuatan baru.

Meski dunia blogging semakin profesional, tetap saja panitia sebuah acara terkadang kesulitan mencari orang-orang yang benar dianggap bloger. Kadang saya sedih juga saat semua dihantam rata, terkait penghargaan yang diberikan. Mereka yang bertahan lama dan terus belajar, tidak berguna dihadapan mereka yang terlihat profesional dan baru memasuki dunia blogging.

Saya tak menganggap ini sebuah kekurangan dan halangan. Saya harus mengakui bahwa dunia yang saya yakini terus berkembang dan maju. Orang-orang yang masih tetap bertahan dan bertahan dengan idealis merupakan orang-orang yang hebat menurut saya.

Tahun 2018 sebentar lagi, kira-kira perubahan apalagi yang terjadi? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh