Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tips Menghadapi Kebuntuan Menulis Blog


[Artikel 42#, kategori blog] Bukan saya saja yang pasti mengalami seperti ini. Kamu juga tentunya. Lalu, apakah idemu untuk kembali bersemangat menulis blog? Kemarin saya baru mengalaminya, dan ini tips dari saya semisal kamu ingin tahu.

Saya memiliki kewajiban menulis blog dotsemarang minimal 1 kali sehari. Dan saya sangat jarang mempublish lebih dari jumlah tersebut. Entah mengapa, sampai-sampai postingan lain akhirnya jadi tidak diposting bahkan waktunya cukup jauh untuk terbit dari pikiran awal saya.

Kamis pagi. Tidak disangka, gerimis yang mengguyur kota Semarang seharian yang seharusnya membuat semangat malah tidak bisa optimal. Saya gagal mengupdate blog dotsemarang. Parahnya, manajemen media sosial pun tidak saya update.

Saya pikir biang keroknya adalah karena pertandingan sepakbola antara Basel vs MU. Biasanya jam 2 bangun untuk mengeluarkan ide lewat tulisan, karena bola, semua pikiran saya hilang. Apalagi dengan kekalahan tim favorit.

Biarkan waktu meninggalkan

Saya sudah mencoba berbagai hal yang biasa saya pergunakan untuk memotivasi menulis saya. Sebut saja kopi, keluar kamar, nonton drama Korea, tidur siang meski sebentar dan semuanya gagal.

Tiap membuka laptop, semua pikiran saya langsung hilang. Kalau dipikir, menghadapi situasi seperti ini mudah. Nyatanya tidak.

Pada akhirnya saya menyerah dan membiarkan waktu meninggalkan saya dan tugas-tugas yang belum dikerjakan. Begitulah bila menjadi bos sendiri, kadang deadline hanyalah target yang bisa dimanipulasi.

Saya tidur awal-awal seperti biasa malam hari, di bawah jam 8 malam. Dan akhirnya menemukan diri saya sudah kembali seperti sedia kala. Seperti ponsel yang sudah diisi penuh, saya menemukan diri saya sangat segar dan berhasil kembali ke rutinitas ngeblog.

...

Saran saya ketika kamu menghadapi kebuntuan menulis blog sebaiknya membiarkan dirimu meninggalkan aktivitas tersebut. Kamu hanya kembali besok dan mengerjakan hal seperti biasa.

Jangan stres atau merasa bersalah karena gagal mengeluarkan pikiran. Saya mengalaminya dan juga para penulis profesional pun juga akan mengalami hal sama.

Yang paling penting adalah memikirkan bagaimana saat esok datang. Ya, pikirkan itu. Apa yang ingin saya tulis, persiapan apa yang saya butuhkan dan bagaimana saya harus menyelesaikannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya