Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tips Menghadapi Kebuntuan Menulis Blog


[Artikel 42#, kategori blog] Bukan saya saja yang pasti mengalami seperti ini. Kamu juga tentunya. Lalu, apakah idemu untuk kembali bersemangat menulis blog? Kemarin saya baru mengalaminya, dan ini tips dari saya semisal kamu ingin tahu.

Saya memiliki kewajiban menulis blog dotsemarang minimal 1 kali sehari. Dan saya sangat jarang mempublish lebih dari jumlah tersebut. Entah mengapa, sampai-sampai postingan lain akhirnya jadi tidak diposting bahkan waktunya cukup jauh untuk terbit dari pikiran awal saya.

Kamis pagi. Tidak disangka, gerimis yang mengguyur kota Semarang seharian yang seharusnya membuat semangat malah tidak bisa optimal. Saya gagal mengupdate blog dotsemarang. Parahnya, manajemen media sosial pun tidak saya update.

Saya pikir biang keroknya adalah karena pertandingan sepakbola antara Basel vs MU. Biasanya jam 2 bangun untuk mengeluarkan ide lewat tulisan, karena bola, semua pikiran saya hilang. Apalagi dengan kekalahan tim favorit.

Biarkan waktu meninggalkan

Saya sudah mencoba berbagai hal yang biasa saya pergunakan untuk memotivasi menulis saya. Sebut saja kopi, keluar kamar, nonton drama Korea, tidur siang meski sebentar dan semuanya gagal.

Tiap membuka laptop, semua pikiran saya langsung hilang. Kalau dipikir, menghadapi situasi seperti ini mudah. Nyatanya tidak.

Pada akhirnya saya menyerah dan membiarkan waktu meninggalkan saya dan tugas-tugas yang belum dikerjakan. Begitulah bila menjadi bos sendiri, kadang deadline hanyalah target yang bisa dimanipulasi.

Saya tidur awal-awal seperti biasa malam hari, di bawah jam 8 malam. Dan akhirnya menemukan diri saya sudah kembali seperti sedia kala. Seperti ponsel yang sudah diisi penuh, saya menemukan diri saya sangat segar dan berhasil kembali ke rutinitas ngeblog.

...

Saran saya ketika kamu menghadapi kebuntuan menulis blog sebaiknya membiarkan dirimu meninggalkan aktivitas tersebut. Kamu hanya kembali besok dan mengerjakan hal seperti biasa.

Jangan stres atau merasa bersalah karena gagal mengeluarkan pikiran. Saya mengalaminya dan juga para penulis profesional pun juga akan mengalami hal sama.

Yang paling penting adalah memikirkan bagaimana saat esok datang. Ya, pikirkan itu. Apa yang ingin saya tulis, persiapan apa yang saya butuhkan dan bagaimana saya harus menyelesaikannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh