Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Pertama Kali ke Sam Poo Kong Malam Hari


[Artikel 26#, kategori Semarang] Semenjak saya tahu bahwa berkunjung ke Sam Poo Kong, salah satu tempat wisata Semarang, bisa dilakukan malam hari, semenjak itu saya terobsesi untuk berkunjung ke sana. Hari demi hari, bulan demi bulan, obsesi saya hanya sebuah wacana. Kapan saya bisa ke sana? Mungkin lewat postingan ini, tujuan saya tercapai.

Minggu malam, 12 November 2017, kesempatan itu datang dengan balutan gerimis dan event Festival Kuliner. Saya sangat senang meski rencana ke sini ditemani gerimis setelah tiba. Hari ini saya tidak bersepeda seperti biasanya. Sempat bingung juga sebelum ke sini, kalau ingin maksimal di Sam Poo Kong, sebaiknya saya naik kendaraan via online saja.

Saya memang tidak mau rugi meski akhirnya tetap bayar. Mulai dari driver Gojek hingga tiket masuk yang kemarin saat bayar sekitar 8 ribu rupiah. Ah biarlah, yang penting perasaan saya bahagia. Pikir saya.

Setelah tiba di dalam, saya mengagumi suasana yang ada. Ditambah dikemas lewat acara, suasananya semakin manis. Ah lega, harapan saya terkabulkan meski ada perasaan menyesal juga lupa bawa payung dari rumah tadi.

Untuk yang biasa melihat Sam Poo Kong, datang malam harinya tak begitu spesial rasanya. Untungnya saya, tidak. Saya sangat menyukainya.

A post shared by Dot Semarang (@dotsemarang) on
...

Kesenangan saya sediki ternoda dengan bagaimana sebuah sikap saya yang tidak bisa melupakan tentang pembayaran transportasi via online. Seharusnya saya masih dapat bonus gratis, ternyata tidak.

Saya ingin menjadi orang baik dan melupakannya. Tapi tetap, mengabadikan lewat blog haruslah jadi ritual melepas pikiran kotor agar pikiran lebih tenang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh