Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pertama Kali ke Sam Poo Kong Malam Hari


[Artikel 26#, kategori Semarang] Semenjak saya tahu bahwa berkunjung ke Sam Poo Kong, salah satu tempat wisata Semarang, bisa dilakukan malam hari, semenjak itu saya terobsesi untuk berkunjung ke sana. Hari demi hari, bulan demi bulan, obsesi saya hanya sebuah wacana. Kapan saya bisa ke sana? Mungkin lewat postingan ini, tujuan saya tercapai.

Minggu malam, 12 November 2017, kesempatan itu datang dengan balutan gerimis dan event Festival Kuliner. Saya sangat senang meski rencana ke sini ditemani gerimis setelah tiba. Hari ini saya tidak bersepeda seperti biasanya. Sempat bingung juga sebelum ke sini, kalau ingin maksimal di Sam Poo Kong, sebaiknya saya naik kendaraan via online saja.

Saya memang tidak mau rugi meski akhirnya tetap bayar. Mulai dari driver Gojek hingga tiket masuk yang kemarin saat bayar sekitar 8 ribu rupiah. Ah biarlah, yang penting perasaan saya bahagia. Pikir saya.

Setelah tiba di dalam, saya mengagumi suasana yang ada. Ditambah dikemas lewat acara, suasananya semakin manis. Ah lega, harapan saya terkabulkan meski ada perasaan menyesal juga lupa bawa payung dari rumah tadi.

Untuk yang biasa melihat Sam Poo Kong, datang malam harinya tak begitu spesial rasanya. Untungnya saya, tidak. Saya sangat menyukainya.

A post shared by Dot Semarang (@dotsemarang) on
...

Kesenangan saya sediki ternoda dengan bagaimana sebuah sikap saya yang tidak bisa melupakan tentang pembayaran transportasi via online. Seharusnya saya masih dapat bonus gratis, ternyata tidak.

Saya ingin menjadi orang baik dan melupakannya. Tapi tetap, mengabadikan lewat blog haruslah jadi ritual melepas pikiran kotor agar pikiran lebih tenang. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya