Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pembagian Jatah

[Artikel 7#, seni bertahan hidup] Ada pemandangan yang tidak biasa pagi ini. Tumpukan mie instan, kopi, teh, dan beberapa minuman lain tertata rapi di tempat pengambilan jatah bulanan. Wah, ini betul-betul rezeki yang tak terduga! Alhamdulillah, saya bisa memulai dan menjalani bulan Oktober ini dengan penuh kejutan yang menyenangkan.

Dugaan saya, orang rumah baru saja selesai belanja bulanan dalam skala besar semalam. Pembagian jatah seperti ini sebetulnya bukan kejadian langka, hanya saja memang jarang sekali terjadi.

Tentu saja, saya menyambut pemberian ini dengan suka cita. Jumlahnya memang tidak cukup untuk stok satu bulan penuh, namun nilai dari kejutan ini jauh lebih besar dari kuantitasnya. Saya sangat menghargainya.

Kapan lagi saya bisa menikmati mie instan? Akhir-akhir ini, kehadiran mie instan terasa seperti sebuah kemewahan tersendiri. Memang tidak banyak, namun ini lebih dari cukup, mengingat beberapa bulan belakangan menu harian saya didominasi oleh nasi dan sayur Pare. Lumayan, ada variasi yang membuat selera makan kembali bergairah.

Terkadang, hidup bisa terasa membosankan ketika kita terus-menerus melakukan rutinitas yang sama. Namun, saat ada sedikit saja perubahan—meskipun sesederhana jatah kopi dan mie instan—kebahagiaan yang dirasakan sungguh berarti dan mencerahkan hari.

Terima kasih sekali lagi untuk kejutan yang manis ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift