Pria Tidak Berdaya
[Artikel 156#, kategori catatan] Awal bulan, harapan baru. Begitu, kan, seharusnya? Saya sendiri ingin menyambutnya dengan semacam perayaan, meskipun sangat sederhana. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Entah ini bisa disebut kisah lucu atau memang nasib yang lagi sial? Saya hanya berharap kesialan ini tidak betah menemani saya sepanjang bulan ini.
Rabu, 1 Oktober 2025. Pagi di Kota Semarang itu rasanya sangat cerah. Langit biru yang beberapa hari kemarin seolah "tenggelam" karena mendung, akhirnya kembali menampakkan diri. Tentu ini kabar gembira, yang sayangnya tidak berlangsung lama.
Menjadi dewasa itu, ya ampun, tidak semudah yang dikira.
Bagi sebagian orang yang bekerja dan baru saja menerima gaji, mereka pasti sudah bersiap-siap untuk "dipotong" oleh cicilan yang telah mereka pinjam. Entah itu tagihan cicilan rumah, kendaraan, sampai pinjaman sana-sini.
Saya, dalam beberapa tahun belakangan, mengalami fase ini. Bedanya, saya tidak sedang menunggu gaji sama sekali. Setiap hari rasanya adalah perjuangan yang mempertanyakan: kapan datangnya keajaiban yang akan menghampiri?
Semenjak menambah beban pinjaman, tagihan yang harus saya bayar tiap awal bulan semakin besar. Saya harus benar-benar pintar memutar otak agar uang itu tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri. Apalagi, barang-barang berharga sudah banyak yang harus direlakan.
Untuk memaknai bulan baru ini, saya berpikir perlu merayakannya dengan cara yang sangat sederhana, yaitu dengan membeli makanan enak. Kali ini, saya memutuskan untuk "royal" dengan membeli mi instan dan sebutir telur yang total harganya Rp6.500.
Akhir-akhir ini, makan mi dan telur rasanya sudah seperti kemewahan tersendiri, semenjak saya menerapkan penghematan besar-besaran. Bayangkan, dalam seminggu, saya akan terus-menerus makan sayur pare dan tempe kering yang total harganya cuma Rp8.000.
Anda bisa membayangkan sendiri bagaimana rasanya makan dua kali sehari, menunya itu-itu saja (pare dan tempe kering). Makanya, saya sangat ingin memanjakan lidah dan perut ini di awal bulan.
Setelah semua persiapan dilakukan dengan penuh semangat, segera saya mencolokkan rice cooker mini yang sudah hampir setahun ini menemani. Lho, kok tidak berfungsi?
Padahal sebulan lalu baru saja diperbaiki, kan? Waduh. Inilah yang saya maksud, antara cerita lucu atau kesialan. Apalagi, beras sudah dicuci dan ditaruh di dalamnya, lengkap dengan telur yang sudah dibeli tadi.
Saya hanya bisa menertawai diri saya sendiri. Baru awal bulan sudah tertimpa kejadian yang begini saja. Akhirnya, setelah mengintip ke dapur dan memastikan rice cooker utama tidak dipakai, saya segera memindahkan beras dan telur ke sana.
Perayaannya tetap jadi, syukurlah. Tapi, gambaran utama yang saya bayangkan — masak mi dan telur di rice cooker pribadi dengan khidmat — itu yang gagal total.
...
Kisah di awal bulan saya sudah tidak semulus hasil pertandingan Liga Champions antara Real Madrid melawan Kairat yang berakhir dengan skor kemenangan 5-0 itu.
Semoga saja selalu ada hikmah di balik setiap kejadian, sekecil apa pun itu. Ayo bersemangat menjalani bulan Oktober 2025!
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar