Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Halo, Oktober 2023

[Artikel 124#, kategori catatan] Halo, Oktober yang awal bulannya jatuh pada hari Minggu. Sempat menyerah karena rantai sepeda mendadak bermasalah yang ingin ber-CFD-an. Syukurlah, tekad dalam diri belum runtuh. 

Langit Ibu Kota masih cerah di tengah keraguan harus pergi ke luar rumah atau tetap di kamar saja. Apalagi punya alasan karena nonton bola malamnya, jadi bawaannya ngantuk. 

Lebih berwarna

Tinggal 5 bulan lagi cicilan pembayaran ke aplikasi online akan berakhir. Saya sudah menghubungi saudara saya lewat saudara lainnya. Ternyata saya masih diabaikan. 

Sangat berat menjalani hari demi hari, apalagi job yang sepi. Ada pun yang datang, malah dihindari karena dianggap kualifikasinya kurang. Saya senang ketika bisa terlibat, tapi makin ke sini rasanya senyum orang-orang sudah berubah.

Kalau kamu tidak sesuai ekspetasi mereka, tidak peduli seberapa besar pengaruhmu dan hubungan yang terjalin, tetap saja dibuang atau diabaikan.

Saya merenung sambil memegang sapu lidi. Aktivitas lain di rumah selain di depan laptop, yaitu bersih-bersih sekitar rumah. Saya tahu bahwa sangat buruk, tidak berguna dan ditipu keluarga sendiri.

Namun suara gelak tawa anak perempuan si bungsu yang selalu menemanin beraktivitas mengubah segalanya. Seperti sedang memiliki anak sendiri. 

Ia menggemaskan, cantik seperti ibunya dan cerdas. Saya iri rasanya, tapi mau punya anak seperti ini tentu harus nikah dulu. Hahaha..

Mari hentikan berbicara ketidakmampuan saya di umur sekarang. Adanya si anak peremuan di rumah yang baru duduk di TK ini membuat hidup saya lebih berwarna.

Meski kadang ngeselin karena daun-daun yang saya sapu (dikumpulin), malah dihamburin. Atau memukul tubuh saya dengan sapu lainnya karena usai saya kerjain. Menyenangkan meski sejenak.

...

Awal bulan, saya tidak ingin terlalu melihat ke belakang. Mari mulai saja dengan sesuatu yang entah itu baru atau mengulang kembali. Saya mengerti bahwa saya butuh uang untuk melunasi hutang, semoga ada hal baik untuk saya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh