Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Mio Menghilang

[Artikel 2#, kategori kenangan] Entah apa yang dipikirkan seseorang yang tanpa sadar melakukan sesuatu hal yang tidak bisa dinalar. Seakan baik-baik saja dan tanpa dosa. Saya menangis karenanya dan kembali mengutuk diri sendiri betapa sulitnya mempercayai seseorang. Sepertinya saya tidak pernah berubah sejak tinggal di Ibu Kota ini.

Saya tidak meyangka kekhawatiran saya terjadi. Saya tahu keadaannya memang sudah diwanti-wanti untuk segera menjual motor kesayangan yang sudah saya miliki awal datang ke Kota Semarang, Mio.

Namun bukan begitu caranya. Mio saya menghilang tanpa ada pemberitahuan kepada saya sebagai pemiliknya. Parahnya, itu diberikan begitu saja kepada orang lain.

Kenangan, perjuangan dan sejarah panjang

Saya ingin marah sejadi-jadinya dengan apa yang dilakukannya. Namun rasanya percuma dan mio yang sudah tidak akan bisa kembali pulang. Semisal kembali pun, apa yang harus saya lakukan karena kondisinya tidak bisa digunakan.

Saya berperang dengan akal sehat sendiri. Satu sisi memaksa diri saya menerima dan diam. Lalu, merenungkan bahwa sebaik apapun manusia, pasti akan melakukan sebuah kesalahan. Sayangnya kesalahan kali ini begitu fatal menurut saya.

Sisi lainnya dalam diri saya menarik kenangan tentang bagaimana saya berjuang bersama mio kesayangan. Teman terbaik dalam perjalanan awal-awal berkuliah di Kota Semarang.

Banyak ikatan yang saya dapatkan dari setiap rodanya yang berputar. Pertemanan, hubungan asmara, silaturahmi hingga mengelilingi Jawa Tengah.

Saya dibanting dengan kenyataan bahwa semua itu tidak penting di mata seseorang. Apalagi bagian dari pemilik rumah. Saya sangat sedih dan menderita, tapi tidak bisa berkata-kata.

Saya benci orang baik dan perempuan

Saya bingung dengan apa yang saya lakukan ketika menerima kebaikan selalu dengan tangan terbuka menyambutnya. Saya pikir malaikat itu ada dan wanita itu seperti bidadari.

Nyatanya, sekali lagi saya dipertemukan dengan kenyataan bahwa saya kembali tersakiti tanpa saya melakukan sesuatu yang buruk.

Mio yang mendadak hilang terasa menyakitkan. Saya akan ingat ini sampai seumur hidup. Memang kendaraan ini dibelikan pemilik rumah, tapi tetap saja ini milik saya. Kamu harus berbicara saya jika ingin memberikan ke orang lain, bukan ke pemilik rumah.

...

Terkadang tidak melakukan apa-apa, malah datang masalah. Dan selalu datang dari perempuan. Seakan takdir saya begitu rumit dan kotoran yang perlu dibuang dengan sumpit.

Andai saya segera menjual mio itu, mungkin uang penjualannya bisa saya gunakan untuk membayar hutang. Sekarang, saya tidak dapat apa-apa. Kenangan saya dibuang, sejarah panjang saya digadai dan uang untuk membayar hutang tidak dapat sama sekali.

Begitu buruknya nasib saya bila berhubungan dengan perempuan yang saya pikir mereka adalah orang baik. Entahlah, mengapa ini bisa terjadi?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun