Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Mahalnya Sebuah Pertemanan

[Artikel 3#, kategori 37 tahun] Di umur 37 tahun sekarang, orang yang disebut dengan kata 'teman' entah kenapa rasanya sangat mahal. Apalagi sampai disebut dengan 'sahabat', itu lebih sekedar mahal. 

Saya bukan seorang introvert atau pemalu yang lebih diam saat bertemu orang lain. Saya hanya memilih untuk tidak mengambil langkah pertama apabila awal pertemuan. Dan juga, saya lebih membenamkan diri dalam kesunyian ketimbang harus menjalin hubungan dengan yang namanya 'teman'.

Mahal

Saya sedang berada di titik ini sekarang. Meski saya kenal baik atau hanya sekedar tegur sapa dengan seseorang, saya tidak ingin menyebut mereka dengan kata 'teman'. Terlalu mahal soalnya. 

Kata gantinya saya menyebut mereka rekan, ini lebih nyaman. Rekan sendiri mengutip laman jejakpustaka adalah sebutan untuk orang-orang yang dekat dengan kita, hanya saja merucut dalam hal urusan bisnis atau urusan yang berbau resmi.

Ini sesuai kriteria orang-orang yang saya kenal sekarang. Kami hanya bertemu saat-saat tertentu atau momen khusus. Selesai bertemu, kami kembali ke rutinitas masing-masing. Tidak ada percakapan lanjutan atau curhat colongan. Cukup di sana, urusan tertentu.

Teman versi saya

Saya bukan pemilih, malah saat usia muda saya memiliki banyak pertemanan dan tidak ragu untuk membantu. Bahkan sampai saya duduk di bangku perkuliahan, saya memiliki orang-orang yang disebut teman. Dotsemarang awal-awal lahir karena sebuah pertemanan.

Mengutip laman greatmind, teman adalah seseorang yang bisa melihat sisi terlemah kita. Ia bisa menerima kita apa adanya tanpa perlu melihat atribut kita. Entah itu profesi atau apa yang dimiliki.

Saya tidak ingin menunjukkan kelemahan saya sekarang atau ingin mendengar seseorang terlihat lebih lemah dari saya. Itu urusan masing-masing, karena pada akhirnya meski kita mengetahui, kita tetap akan jadi orang asing dikemudian hari.

...

Saya melihat banyak pria di umur saya sekarang, mereka lebih selektif dalam hal pertemanan. Apalagi yang sudah berkeluarga. Mereka tidak butuh teman, karena ada seseorang (istri) di samping mereka.

Bila berteman pun, lebih banyak disebut rekan karena hubungan pekerjaan atau hobi bersama. Saya harap kamu tidak seperti saya sekarang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun