Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Mahalnya Sebuah Pertemanan

[Artikel 3#, kategori 37 tahun] Di umur 37 tahun sekarang, orang yang disebut dengan kata 'teman' entah kenapa rasanya sangat mahal. Apalagi sampai disebut dengan 'sahabat', itu lebih sekedar mahal. 

Saya bukan seorang introvert atau pemalu yang lebih diam saat bertemu orang lain. Saya hanya memilih untuk tidak mengambil langkah pertama apabila awal pertemuan. Dan juga, saya lebih membenamkan diri dalam kesunyian ketimbang harus menjalin hubungan dengan yang namanya 'teman'.

Mahal

Saya sedang berada di titik ini sekarang. Meski saya kenal baik atau hanya sekedar tegur sapa dengan seseorang, saya tidak ingin menyebut mereka dengan kata 'teman'. Terlalu mahal soalnya. 

Kata gantinya saya menyebut mereka rekan, ini lebih nyaman. Rekan sendiri mengutip laman jejakpustaka adalah sebutan untuk orang-orang yang dekat dengan kita, hanya saja merucut dalam hal urusan bisnis atau urusan yang berbau resmi.

Ini sesuai kriteria orang-orang yang saya kenal sekarang. Kami hanya bertemu saat-saat tertentu atau momen khusus. Selesai bertemu, kami kembali ke rutinitas masing-masing. Tidak ada percakapan lanjutan atau curhat colongan. Cukup di sana, urusan tertentu.

Teman versi saya

Saya bukan pemilih, malah saat usia muda saya memiliki banyak pertemanan dan tidak ragu untuk membantu. Bahkan sampai saya duduk di bangku perkuliahan, saya memiliki orang-orang yang disebut teman. Dotsemarang awal-awal lahir karena sebuah pertemanan.

Mengutip laman greatmind, teman adalah seseorang yang bisa melihat sisi terlemah kita. Ia bisa menerima kita apa adanya tanpa perlu melihat atribut kita. Entah itu profesi atau apa yang dimiliki.

Saya tidak ingin menunjukkan kelemahan saya sekarang atau ingin mendengar seseorang terlihat lebih lemah dari saya. Itu urusan masing-masing, karena pada akhirnya meski kita mengetahui, kita tetap akan jadi orang asing dikemudian hari.

...

Saya melihat banyak pria di umur saya sekarang, mereka lebih selektif dalam hal pertemanan. Apalagi yang sudah berkeluarga. Mereka tidak butuh teman, karena ada seseorang (istri) di samping mereka.

Bila berteman pun, lebih banyak disebut rekan karena hubungan pekerjaan atau hobi bersama. Saya harap kamu tidak seperti saya sekarang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh