Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Mio, Sebuah Kenangan

[Artikel 1#, kategori kenangan] Kendaraan pertama yang saya miliki saat tinggal di Kota Semarang awal-awal adalah Mio putih ini. Bukan hanya sebagai teman, tapi sebuah kenangan yang masih tinggal bersama saya. Sayang, ia sekarang tidak terurus. Orang-orang rumah meminta saya segera menjualnya.

Entah apa yang mereka pikirkan tentang kendaraan ini yang terbelengkalai di belakang rumah. Rongsokan, motor tidak bisa dipakai atau sampah?

Kenangan

Lagi, saya diminta untuk segera menyingkirkan barang paling berharga yang saya miliki. Jual saja, itu permintaan yang sering saya dengar setahun belakangan ini.


Mereka seperti melihat sampah yang menganggu pemandangan tanpa melihat saya sebagai pemiliknya. Memang saya dibelikan waktu itu, tapi haknya tetap milik saya sebagai pemilik.

Terlalu banyak kenangan yang dibuat dengan kendaraan merek Yamaha ini. Dari perjuangan kuliah, pacaran hingga membangun rekan-rekan sampai luar kota.

Kenangan tidak bisa dibeli dan tidak bisa diulang kembali. Itu yang buat mahal meski keadaannya sekarang tidak bisa apa-apa.

Jika andai suatu hari sudah tidak di rumah ini, saya harap keberadaannya berada di orang yang tepat. Memang disayangkan bahwa saya tidak bisa berbuat apa-apa karena keterbasan.

Saya harap bisa mempertahankannya.

Artikel terkait :

  • Belum tersedia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh