Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Fisik yang Menipu


[Artikel 9#, kategori pria 31 tahun] Beberapa bulan menjelang pergantian umur, saya sepertinya merasa malu-malu ketika berjumpa dengan banyak orang yang baru bertemu tidak menyangka saya sudah berumur 30 tahun ke atas. 

Saya yakin, kamu pun begitu saat pertama bertemu saya. Ini bukan satu atau tiga kali, berkali-kali. saya harus memaklumi semua pemikiran mereka dan mengakui bahwa fisik saya memang menipu.

Seharusnya itu adalah sebuah pujian dan didambakan banyak orang yang mengagungkan hidup abadi alias ingin dilihat awet muda. Saya sempat berpikir ke sana. Hanya saya untuk menyetujuinya, saya ragu dan khawatir.

Saat bermain futsal jumat kemarin (9/2), fisik saya kembali drop dan tak menyelesaikan permainan yang lama saya nanti akibat cedera. Seminggu libur tak menyangka bahwa stamina saya kedodoran.
Pemain senior yang awalnya bermain dengan saya dan sudah selesai, berganti tim, bertanya tentang umur saya yang terlihat muda namun merasa janggal dengan stamina saya yang begitu mudah hilang. Apalagi baru main kurang dari 15 menit. 

Saat saya menyebut ini tahun saya masuk kepala 32 tahun, senior tersebut terkejut dan akhirnya mengerti memaklumi apa yang terjadi pada saya.

Saya pun malu-malu mengakui bila melihat para pemain yang saya belum banyak kenal ini umurnya di atas saya semua. Hebatnya stamina mereka sangat terjaga, tak habis seperti saya.

Tubuh kecil saya memang akhirnya yang membuat penilaian sendiri tentang bagaimana fisik saya terlihat muda. Apakah face saya juga terlihat demikain, entahlah.

Mungkin, saya harus banyak bersyukur dengan kekurangan yang saya miliki ini menjadi kelebihan yang tak terkira nilainya. Mari berpikir positif dan doakan saya sehat selalu. Aminn.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun