Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Fisik yang Menipu


[Artikel 9#, kategori pria 31 tahun] Beberapa bulan menjelang pergantian umur, saya sepertinya merasa malu-malu ketika berjumpa dengan banyak orang yang baru bertemu tidak menyangka saya sudah berumur 30 tahun ke atas. 

Saya yakin, kamu pun begitu saat pertama bertemu saya. Ini bukan satu atau tiga kali, berkali-kali. saya harus memaklumi semua pemikiran mereka dan mengakui bahwa fisik saya memang menipu.

Seharusnya itu adalah sebuah pujian dan didambakan banyak orang yang mengagungkan hidup abadi alias ingin dilihat awet muda. Saya sempat berpikir ke sana. Hanya saya untuk menyetujuinya, saya ragu dan khawatir.

Saat bermain futsal jumat kemarin (9/2), fisik saya kembali drop dan tak menyelesaikan permainan yang lama saya nanti akibat cedera. Seminggu libur tak menyangka bahwa stamina saya kedodoran.
Pemain senior yang awalnya bermain dengan saya dan sudah selesai, berganti tim, bertanya tentang umur saya yang terlihat muda namun merasa janggal dengan stamina saya yang begitu mudah hilang. Apalagi baru main kurang dari 15 menit. 

Saat saya menyebut ini tahun saya masuk kepala 32 tahun, senior tersebut terkejut dan akhirnya mengerti memaklumi apa yang terjadi pada saya.

Saya pun malu-malu mengakui bila melihat para pemain yang saya belum banyak kenal ini umurnya di atas saya semua. Hebatnya stamina mereka sangat terjaga, tak habis seperti saya.

Tubuh kecil saya memang akhirnya yang membuat penilaian sendiri tentang bagaimana fisik saya terlihat muda. Apakah face saya juga terlihat demikain, entahlah.

Mungkin, saya harus banyak bersyukur dengan kekurangan yang saya miliki ini menjadi kelebihan yang tak terkira nilainya. Mari berpikir positif dan doakan saya sehat selalu. Aminn.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh