Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

🍚 Beras SPHP: Solusi Hemat di Tengah Kenaikan Harga (Pengalaman Jujur Saya)

[Artikel 15#, kategori Produk] Dalam tiga bulan terakhir, sudah dua kali saya menjatuhkan pilihan pada Beras SPHP ini. Biasanya, saya hanya membeli beras dalam ukuran kiloan, seperti 1 Kg atau 2 Kg. Namun, keputusan untuk langsung membeli Beras SPHP kemasan 5 Kg ini murni karena hitungan yang lebih ekonomis per kilonya.

Jauh sebelum ini, saya terus mencari cara bagaimana menjalani hidup dengan lebih hemat, termasuk mengencangkan ikat pinggang untuk kebutuhan pangan sehari-hari. Tanpa gaji dan penghasilan pasti, terkadang saya hanya bisa mengandalkan paylater untuk bertahan. Situasi yang memang menyedihkan, tetapi hidup harus terus berjalan. Tidak ada waktu untuk meratap jika ingin terus bertahan.

Beras SPHP 5 Kg, Cuma Rp60.000 (Kenapa Saya Pilih Ini?)

SPHP sendiri merupakan singkatan dari Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan. Ini adalah program dari pemerintah (melalui Perum Bulog dan Kementerian Perdagangan) yang bertujuan untuk menjaga harga beras tetap terjangkau bagi masyarakat, terutama ketika harga beras medium atau premium di pasaran sedang melonjak tinggi.

Berikut adalah ciri-ciri dari Beras SPHP yang beredar saat ini (2025):

  • Kemasan dan Identitas: Biasanya dalam kemasan warna hijau ukuran 5 Kg, meskipun kadang ditemukan juga 10 Kg atau 20 Kg. Jelas tertulis label "Beras SPHP" dan terdapat logo Bulog.

  • Harga Resmi: Harganya diatur oleh pemerintah melalui Harga Eceran Tertinggi (HET), yang berkisar antara Rp12.500 hingga Rp13.500 per kg, tergantung wilayah. Di Pulau Jawa, biasanya HET berada di angka terendah, yaitu sekitar Rp12.500/kg.

  • Kualitas: Kualitasnya termasuk medium. Kadang, beras ini merupakan campuran beras premium yang turun grade. Tasting dari saya, rasanya cukup lumayan dan layak untuk harga tersebut.

Saat saya membelinya di toko sembako dekat rumah, Beras SPHP 5 Kg ini dibanderol Rp60.000. Jika dihitung, harga per kilonya hanya jatuh Rp12.000.

Angka ini jelas jauh lebih murah dibandingkan membeli beras secara kiloan di toko sembako yang biasa saya datangi, di mana harganya bisa mencapai Rp14.000 per kilonya. Dengan begini, saya bisa sedikit menghemat anggaran.

Penting untuk diingat: Jangan berharap terlalu tinggi pada kualitas Beras SPHP. Apalagi untuk standar kebutuhan rumah tangga yang cukup rewel.

Namun, untuk saya yang hidup demi mengisi perut sendiri, memiliki stok beras saja sudah merupakan kebahagiaan. Saya tidak terlalu peduli apakah kualitasnya medium atau kurang. Biasanya, saya bisa menghabiskan 1 Kg beras dalam waktu satu minggu. Artinya, stok 5 Kg ini bisa bertahan hingga sekitar satu setengah bulan. Lumayan sekali.

Mencari Beras Termurah untuk Penghematan Maksimal

Melihat harga beras di pasar besar yang masih bertahan tinggi, yaitu antara Rp15.000 hingga Rp18.000 per kilonya, membeli Beras SPHP ini adalah hitungan yang sangat murah.

Bagi konsumen yang benar-benar ingin hidupnya hemat seperti saya, Beras SPHP adalah opsi termurah yang sejauh ini saya temukan. Meskipun demikian, saya masih berharap bisa menemukan beras dengan harga yang lebih rendah lagi.

Maklum, sebelum masa Covid-19, saya pernah mendapatkan beras 5 Kg dengan harga hanya Rp50.000. Saat ini, mencari harga seperti itu sangat sulit. Mencoba mencarinya di pasar tradisional mungkin ada, tetapi saya bingung bagaimana membawanya pulang mengingat jaraknya yang jauh. Apalagi, kendaraan yang saya gunakan sehari-hari hanyalah sepeda lipat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh