Pria Tidak Berdaya
[Artikel 14#, kategori mini soccer] Saya tidak menyangka, setelah bertahun-tahun nyaman bergelut di lapangan futsal indoor, kini saya harus merasakan tantangan bermain sepak bola di bawah naungan hujan. Jika hanya sesekali, tentu tidak masalah. Namun, bagaimana jika ini menjadi rutinitas?
Kota Semarang telah memasuki musim penghujan di bulan November ini. Dengan datangnya curah hujan tinggi, secara otomatis ini menjadi tantangan baru bagi daya tahan tubuh yang semakin diuji.
Kamis lalu (13/11), saya sempat berbincang dengan rekan satu tim sebelum pertandingan dimulai. Dulu, ketika kami masih rutin bermain futsal, hujan lebat sekalipun tidak pernah menjadi penghalang. Kami pasti tetap berangkat, sebab lapangan futsal indoor menjamin keamanan dan kenyamanan dari air hujan.
Namun, situasinya kini telah berubah total.
Sekarang, kami harus menghadapi kenyataan. Mau berangkat ke lapangan hujan, sudah di lapangan pun hujan masih turun. Syukurlah lapangan mini soccer Barito Semarang yang kami gunakan memiliki rumput yang bagus, sehingga genangan air tidak menjadi masalah besar saat hujan.
Keputusan tim untuk beralih dan mulai bermain mini soccer di bulan September terasa sangat nyaman karena saat itu Kota Semarang masih berada di puncak musim kemarau. Konsekuensi datangnya musim penghujan sama sekali tidak terpikirkan.
Jika di awal-awal hujan terasa seperti anugerah yang menyegarkan, kini justru terasa seperti menantang diri sendiri: apakah ketahanan tubuh saya mampu bertahan, atau justru mulai berkurang?
Prediksi menunjukkan bahwa musim penghujan ini akan terus menemani aktivitas kami hingga awal tahun 2026. Mau tidak mau, baik saat berangkat maupun pulang bermain mini soccer, hujan akan selalu menjadi teman perjalanan.
Jujur, masa-masa bermain bola sambil hujan-hujanan sudah saya lalui di masa lalu. Kini, perasaan bangga itu tidak ada lagi. Yang muncul justru adalah rasa khawatir yang mendalam.
Beberapa kali badan saya terasa drop setiap selesai sesi bermain. Penyakit langganan seperti pilek, demam, dan flu—yang biasanya hanya bisa dihitung jari dalam setahun—kini bisa kambuh beberapa kali dalam sebulan.
Terakhir, saya jatuh sakit pada minggu lalu. Saat kondisi fisik sedang rentan seperti itu, harapan kecil pun muncul. Saya sempat terbersit pikiran, sepertinya memiliki pasangan hidup itu akan lebih menenangkan ketimbang sendirian harus mengurus badan yang drop ini.
Musim hujan ini memang menguji, bukan hanya skill di lapangan, tetapi juga kondisi fisik dan mental saya.
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar