Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tempat Duduk Favorit Tiap Nonton Film Indonesia di Bioskop


[Artikel 17#, kategori Kofindo] Kapan kamu terakhir pergi ke bioskop? Hampir 2-3 tahun kebelakang, saya 90% selalu ke bioskop tiap hari kamis. Dan itu artinya, saya punya sesuatu yang bisa saya ceritakan di sini hari ini. Kamu sudah tahu?

Saya benar-benar menyukai pergi ke bioskop itu lebih karena merasa prihatin dulunya. Tidak banyak orang pergi ke bioskop, bahkan untuk bertemu artisnya di sini pun sulit meski memiliki jadwal roadshow beberapa kota.

Namun sekarang saya sangat senang, banyak orang pergi ke bioskop. Terutama generasi Z yang masih bersekolah. Dan mereka bisa semangat nonton juga karena para pelaku film memberi karya terbaik mereka setiap membuat filmnya.

Tempat duduk kode E

Ini adalah deretan kursi yang saya sukai untuk menonton film Indonesia. Alasannya, sudut pandang mata ke layar sangat bebas. Ini berbeda dengan tempat duduk lain yang kursi depannya menghalangi pandangan dengan kepala penonton.

Bila ramai, terkadang saya mau nggak mau harus mencari tempat duduk lain. Namun bila sepi, sayalah rajanya di sana. Banyak kepuasan saat sepi meski saya tak berharap sepi.

Tempat duduk ini sudah menemani saya bertahun-tahun, dari suasana penonton yang kosong sama sekali hingga sangat ramai.

Pernah nonton film sendiri dan genre filmnya horor? Hmm.. saya yakin itu butuh perjuangan agar tidak takut. Gelap, audio yang berdetakan silih berganti dan memikirkan hal lain yang duduk di sebelah.  

...

Saya berharap terus pergi ke bioskop menyaksikan karya-karya yang dibuat sineas Indonesia. Namun sepertinya, ketakutakan untuk tidak menonton bakalan terjadi. Banyak hal yang harus dipertimbangkan mengingat kondisi keuangan yang tidak mendukung.

Meski begitu, saya sudah lega dan tidak perlu bertanggung jawab lagi tentang bagaimana orang-orang harus pergi ke bioskop. Media sosial benar-benar sangat membantu.

Artikel terkait Kofindo :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat