Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

[Masih] Tidak Ada Blogger Semarang di Liga Blogger Indonesia Musim 5/2017


[Artikel 38#, kategori Liga Blogger Indonesia] Ini adalah musim kelima penyelenggaraan Liga Blogger Indonesia dan musim pertama Mourinho melatih Manchester United. Bila tahun lalu saya menulis hal serupa soal bloger Semarang yang tidak ikut dan waktu itu MU kalah oleh Norwich, maka pertandingan tadi malam (15/1/2017), MU ditahan imbang 1-1 oleh Liverpool. Apakah ada hubungannya MU dan LBI musim ini?

Selamat hari senin, semua.

Hari ini sepertinya saya tidak begitu semangat, mengingat dua klub favorit, MU dan Real Madrid tidak mendapatkan kemenangan. Bila MU seri, Real Madrid malah kalah oleh tim yang kemarin jadi lawan. Dan kekalahan ini membuat rekor panjang tanpa kekalahan Madrid terputus juga.

Ngomongin hubungan MU dan LBI kira-kira hampir sama karena konsepnya adalah sepakbola. Dan di LBI bukanlah sebuah tim untuk merajut kebersamaan dan mencari kemenangan. LBI murni tentang seseorang yang berusaha menulis blog tiap pekan dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang diberikan. 

Ada yang menjadikan LBI sebagai pengatur waktu ngeblognya karena sulitnya menjaga konsisten. Ada juga yang ikutan LBI karena butuh semangat, motivasi dan belajar serta mencari pertemanan agar menjadi blogger hits diseantero negeri.

Bagi yang tidak ikutan kembali, mereka saya anggap berhasil menjadi bloger profesional. Mereka tak butuh timer untuk menjaga konsisten, karena diri mereka sendiri yang membuatnya. Mereka tak perlu mencari teman karena mereka dicari dimana-mana, baik sebagai teman, rekan maupun mentor.  

Lalu, bagaimana dengan nasib saya sekarang? Yang terus menjaga konsisten namun juga berusaha menyambungkan tali silaturahmi yang terkadang membanggakan sesuatu yang tak kasat mata.

Masih, tanpa bloger Semarang di kompetisi LBI

Saya yang bangga diantara para wanita yang aktif ngeblog tanpa sadar sepertinya kehilangan semangat di awal tahun ini. Entah kenapa? Apakah kepuasan itu bisa diukur, atau karena semua berjalan baik-baik saja tanpa perlu didorong lagi.

Semua memiliki kapasitasnya dan mudah terkenal. Bila saja saya bisa mundur beberapa tahun kebelakang dan tidak dikenal, mungkin saya sangat semangat bertemu mereka. Ada banyak orang hebat di Semarang, terutama bloger. Sayangnya lagi-lagi gagal membuat sesuatu yang besar.

Saya pikir menjaga silaturahmi agar tetap mengabarkan berita baik adalah cara terbaik menjaga ekosistem di sini. Ternyata tidak juga. Semua bisa mandiri dan yang paling membuat saya sadar diri, saya kehilangan jati diri di sana.

Saya sebenarnya tidak ingin mengadakan LBI musim ini. Jujur saya tidak menyangka bahwa menarik uang pendaftaran di musim ini mendapat respon baik dan akhirnya LBI berjalan kembali. 

Mana ada bloger yang mau membayar untuk sebuah lomba. Apalagi kapasitas bloger sekarang bisa dikatakan luar biasa. Ada yang nyaman dibayar, ada yang tidak nyaman membuang waktu. Semua soal rasa nyaman dan aman.

Lagi-lagi saya harus maklum pada diri sendiri bahwa LBI musim kelima tidak diikuti bloger Semarang. LBI kurang dikenal di kota Semarang sepertinya, LBI tidak besar hadiahnya dan LBI sudah kalah sama media sosial yang terus mengalami perubahan.

...

Tahun ini, LBI diikuti 13 bloger dan menggunakan durasi hingga 7-8 bulan. Ini adalah kompetisi terpanjang yang pernah dibuat dotsemarang. Apakah pesertanya akan sangguh hingga selesai. Bahkan bloger yang paling konsisten pun di kompetisi ini tidak mengikuti LBI juga.

Tidak ikutnya bloger Semarang musim ini membuat saya sadar bahwa saya belum sebesar dan sesempurna apa yang dibayangkan. Mungkin tahun depan, saya punya alasan untuk berhenti menggelar kompetisi.

Bukan soal rugi, waktu dan uang. Tapi kehilangan semangat dan harga diri bahwa LBI bukanlah kompetisi yang memberi keuntungan pada tempat yang saya tinggali. LBI hanya sebuah ambisi pribadi dan sikap egois saya yang selalu percaya bahwa itu keren.

Mohon doakan untuk musim ini (tahun 2017), LBI berjalan lancar dan tanpa hambatan. *waktunya lama, bisa gila juga haha..

*Sepertinya kurang promosi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh