Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kerja, kerja dan kerja


[Artikel 35#, kategori Motivasi] Peruntungan hidup saya tahun ini yang bakalan menginjak kepala 31 sepertinya belum berubah. Pikiran boleh tenang setelah menulis, jiwa boleh sehat karena telah berolahraga, tapi tuntutan tentang bagaimana menghasilkan uang itu ternyata sangat diperlukan. Mengapa?

Ini bukan saya terlalu gila uang atau harta dan bla..bla. Pekerjaan ngeblog yang saya yakini ini belum menghasilkan sesuatu yang besar. Apalagi lingkungan keluarga di sana, sangat membutuhkan uluran tangan saya.

Ingin sehat, beli vitamin pake uang. Ingin membahagiakan orang lain dengan traktir kopi, itu perlu uang. Ingin buat nyaman saudara, koneksi Internet juga butuh uang. Ingin kerja rajin dengan nulis blog, tetap saja butuh uang buat beli pulsa perbulan. Ah.. gak nyantai banget kalau begini.

Jadi saya pikir tahun ini saya ingin lebih banyak kerja-kerja saja. Kerjanya apa? Ya nulis blog. Kalau kerja lain, saya sepertinya belum sepakat sama bakat. Karena bakat yang saya yakini sudah terlalu jauh dan saya tidak ingin menyerah begitu saja sekarang.

Sepertinya saya mulai banyak pikiran dan berpikir merasa kehilangan itu lebih baik saat ini ketimbang sakit dibelakang.

Yuk, mari kita kerja dan kerja.
Sesekali nonton drama Korea
*Alah...
**Haa..haha..


Motivasi lainnya :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh