Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Mas


[Artikel 53#, kategori aktivitas ] Kali ini bukan dalam rangka tugas sebagai bloger dotsemarang. Saya diminta tolong untuk mewakili semacam perwakilan yang kantornya dari Jakarta untuk mengabadikan momen acara kerjasama antara Pelindo III dan BNI yang meluncurkan kartu bernama E-Port. 

Ini adalah kali kedua saya diminta bantuin dari Jakarta untuk mengambil gambar sebuah acara. Dan syukurlah, ada kamera profesional yang bisa dipinjam. Kebenaran nggak dibawa pemiliknya. Saya sebenarnya ingin mengandalkan kamera Smartphone, mengingat cuma itu saja andalan saya.

Pertama kali mencoba fasilitas baru 

Rabu (2/8), saya sangat gembira sekali bisa mencoba terminal keberangkatan pelabuhan Tanjung Emas Semarang ini yang sudah direnovasi semenjak Juli 2016 lalu. Katanya mirip fasilitas yang ada di bandara.

Untuk menuju ke sini, saya tidak bersepeda. Namun menggunakan transportasi online, Gojek. Saya tahu kalau acara ini dihadiri orang-orang besar (jabatan) dan saya menyesuaikan pakaian tentunya.

Sesampainya di lokasi, saya sempat salah tempat. Saya pikir di gedung ini, ternyata ada di gedung itu, sambil menunjuk terminal keberangkatan pelabuhan. Kalau ke sini, saya sudah beberapa kali sebenarnya. Kalau nggak salah saya mengantar keberangkatan teman.

Setelah berkomunikasi dengan orang BNI untuk laporan kehadiran, saya bergegas masuk. Kirain sudah terlambat, ternyata masih selamat. Alias masih banyak waktu seperti biasa, jam karet.

Kesan pertama tadi masuk, memang mirip bandara. Ruangannya dingin dan toiletnya seperti hotel berbintang. Acara sendiri ada di lantai 2, dan dari sini, saya bisa melihat laut.


Beberapa wartawan sudah ada di lokasi seperti biasa. Orang-orangnya juga sangat familiar. Ruangan yang sudah didesain untuk acara juga sudah banyak ditempati undangan. Di sini, saya kembali bertemu teman lama.


Saya sangat menyukai lampu ini, di mana disebelahnya adalah tempat saya duduk. Sangat indah desain dan cahayanya. Sayang jika harus dilewatkan, meski saya tahu gambar seperti ini tidak akan saya masukkan dalam akun Instagram saya maupun dotsemarang.


Paling menyenangkan tentu jika ruang tunggu pelabuhan ini sudah tersedia akses WIFI gratis. Nggak ribet dan tinggal konekin saja. Ruang-ruang publik dan ruang seperti ini di Semarang memang sudah banyak menyediakan Wifi gratis, dan saya sangat menyukai kota ini.

Apa itu e-Port?

Acara pun dimulai setelah para petinggi Pelindo III dan pelabuhan tiba. Karena dalam rangka cuma mengabadikan momen, saya tidak begitu konsentrasi dengan materi isi acara ini sebenarnya. Saya hanya berusaha mengambil gambar sebaik mungkin, meski saya bukan fotografi handal.


Saefudin Noer - Direktur Keuangan Pelindo III 
Adi Sulistyowati -  BNI

Secara garis besar, e-Port sendiri merupakan alat pembayaran modern yang cara penggunaannya tinggal tap. Seperti masuk jalan tol dengan kartu. Kartu ini memang direkomendasikan kepada orang-orang yang terlibat dengan Pelabuhan dan punya kepentingan ke Pelabuhan.

Digandengnya BNI menurut saya juga ini menarik yang sebelumnya sudah menggandeng Pemkot Semarang dalam hal pembayaran naik bis Trans Semarang. Tentu saja, fasilitas e-Port ini seperti kebanyakan yang sekarang banyak digunakan yaitu, bisa digunakan buat masuk tol, minimarket, dan sebagainya.

...

Sebelum menutup tulisan ini, saya berharap membawa info e-Port ini ke blog dotsemarang. Asal moodnya sedang bagus, kalau nggak kadang malah gak dimasukkan. Semoga tidak.

Selesai acara, saya dan jurnalis lainnya mengabadikan momen di pintu gerbang masuk Pelabuhan. Intinya langsung praktek dengan kartu e-Port tadi. Mirip sekali dengan e-Toll, tinggal tap saja. Kalau karyawan yang gunakan sepertinya lebih enak.

Acara saya masih berlanjut sore harinya di hotel Grand Candi. Karena datang ke sini naik Gojek, saya memutuskan menuju hotel menggunakan bis Trans yang ada di dalam pelabuhan. Syukurlah ada transportasi ini, meski lama nunggunya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh