Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Berangkat ke Jakarta, Launching Notebook Terbaru Asus


[Artikel 54#, kategori aktivitas] Senin menjelang siang (14/8), saya sudah harus bergegas ke bandara Ahmad Yani Semarang. Hari ini saya akan berangkat ke Jakarta bersama beberapa bloger Semarang yang akan menghadiri launching notebook terbaru Asus. Awal pekan yang menyenangkan untuk saya hari ini.

Sepertinya penampilan saya paling disorot kali ini adalah masker yang saya kenakan. Jujur, saya tidak bermaksud bahwa itu bagus. Hanya saja saat berangkat, tiba-tiba malah terkena flu. Ya, penyakit yang tidak menyenangkan untuk saya selama ini.

Saya kembali ke Jakarta seperti acara sebelumnya, yaitu acara Asus. Lagi-lagi beruntung menurut saya, mengingat banyak bloger lain yang tidak bisa mengikuti karena faktor waktunya bukan di akhir pekan.

Spesial naik Garuda


Pesawat yang saya tumpangi kali ini adalah Garuda. Ini spesial tentunya, bila mundur kebelakang pesawat yang digunakan bukan maskapai ini. Kampungan sepertinya saya ini, tapi naik Garuda bukanlah yang pertama kali buat saya.

Sebelum menuju ke bandara, saya sempat waswas karna kendaraan yang saya pesan, Uber, harus melintasi jalanan yang macet. Terutama kawasan Tugu Muda yang akan digelar acara kebangsaan.

Karena jadwal keberangkatan jam 11 siang, dan keluar rumah jam 9, sebenarnya saya tidak perlu waswas. Namun begitulah ketika trauma masih saja menyelimuti perasaan saya. Saya takut ketinggalan pesawat, mengingat saya pernah mengalaminya. Apalagi ini dibayarin, kalau hanguskan, berabe.

Bertemu Walikota Semarang

Ruang tunggu bandara Semarang memang sangat menyenangkan, terutama akses Wifi gratisnya. Kalau kamu berada di sini, coba aja akses internet gratis di sini.

Saat waktu keberangkatan sudah diumumkan, saya menyempatkan diri bersalaman dengan Walikota Semarang yang sedang berada di ruang tunggu juga. Karena beliau tidak banyak ditemani orang disekelilingnya, saya memberanikan diri bersalaman dan sekedar menyapa.

Syukurlah beliau sangat paham tentang bloger dan mengerti. Menjadi anak muda bermanfaat, kata-kata yang menyenangkan didengar sebelum saya masuk ke dalam pesawat.

Kami sudah tiba di Jakarta, foto by Twitter/rahmiaziza 

....

Dari Semarang kali ini tidak banyak seperti sebelumnya. Kami cuma berempat, ada mbak Rahmi, mbak Uniek, Ghana dan tentu saya sendiri. Alasan sederhana mengapa kami berangkat lebih karna kami tergabung dalam Blus Community. Tentang komunitas bloger Asus ini, saya sudah mengulasnya di blog dotsemarang di sini.

Kira-kira, ada cerita seru apa selama di Jakarta ? Ditunggu saja update berikutnya. Saya harus berhenti menulis ini dulu, karena sudah diwanti-wanti untuk mematikan Smartphone.


Sampai ketemu lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya