Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kedatangan Mertua

[Artikel 14#, kategori rumah tangga] Ini adalah kunjungan pertama mertua si bungsu datang ke rumah. Itu artinya saya masih belum bisa menikmati kesepian yang terasa sangat berharga di usia kepala tiga. Ya, kudu bersabar saja dan mari menikmati senja.

Pemilik rumah sudah balik dan digantikan mertua si bungsu yang datang. Kedatangan mereka yang pertama juga tatap muka pertama mereka dengan saya di rumah (Semarang).

Sepertinya masih mending pemilik rumah jika membandingkan keadaan bila sedang di sini (rumah). Selain lebih kenal, saya masih bebas keluar kamar.

Dia bukan mertua saya, jadi saya tidak ada beban. Hanya merasa tidak enak dan ruang gerak saya semakin sempit saja.  

Kamar utama

Mertua yang datang menempati kamar utama pemilik rumah. Tak perlu repot harus mencari hotel hanya untuk menengok menantu atau cucunya sendiri. Mereka lebih dekat dan pastinya itu membuat semuanya nyaman.

Saya ngebayangin andai sudah nikah dan hanya tinggal di kos-kosan. Kasian mertua yang ingin nengok. Niatnya bahagia bertemu anak kesayangan mereka, malah diribetkan urusan penginapan.

...

Mertua si bungsu luar biasa. Sepertinya anak perempuannya sama persis seperti Ayahnya. Saya melihat pemandangan keduanya sama-sama rajin saat berhadapan dengan sesuatu seperti memperbaiki, memasang (jemuran) dan lainnya.

Saya pikir si bungsu sangat beruntung memiliki istri dan mertua seperti mereka. Bahkan saya merasa cocok keduanya, satu yang hobi berantakan barang dan satu hobi membersihkan.

Kapan kira-kira saya memiliki istri dan mertua untuk saya ceritakan sendiri?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya