Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Kedatangan Mertua

[Artikel 14#, kategori rumah tangga] Ini adalah kunjungan pertama mertua si bungsu datang ke rumah. Itu artinya saya masih belum bisa menikmati kesepian yang terasa sangat berharga di usia kepala tiga. Ya, kudu bersabar saja dan mari menikmati senja.

Pemilik rumah sudah balik dan digantikan mertua si bungsu yang datang. Kedatangan mereka yang pertama juga tatap muka pertama mereka dengan saya di rumah (Semarang).

Sepertinya masih mending pemilik rumah jika membandingkan keadaan bila sedang di sini (rumah). Selain lebih kenal, saya masih bebas keluar kamar.

Dia bukan mertua saya, jadi saya tidak ada beban. Hanya merasa tidak enak dan ruang gerak saya semakin sempit saja.  

Kamar utama

Mertua yang datang menempati kamar utama pemilik rumah. Tak perlu repot harus mencari hotel hanya untuk menengok menantu atau cucunya sendiri. Mereka lebih dekat dan pastinya itu membuat semuanya nyaman.

Saya ngebayangin andai sudah nikah dan hanya tinggal di kos-kosan. Kasian mertua yang ingin nengok. Niatnya bahagia bertemu anak kesayangan mereka, malah diribetkan urusan penginapan.

...

Mertua si bungsu luar biasa. Sepertinya anak perempuannya sama persis seperti Ayahnya. Saya melihat pemandangan keduanya sama-sama rajin saat berhadapan dengan sesuatu seperti memperbaiki, memasang (jemuran) dan lainnya.

Saya pikir si bungsu sangat beruntung memiliki istri dan mertua seperti mereka. Bahkan saya merasa cocok keduanya, satu yang hobi berantakan barang dan satu hobi membersihkan.

Kapan kira-kira saya memiliki istri dan mertua untuk saya ceritakan sendiri?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh