Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bulan Desember, Halaman Rumah Bersih

[Artikel 48#, kategori rumah] Bukan saya yang membersihkan tumpukan daun yang ada di bawah pohon jambu ini. Ketimbang dibakar dan menyebabkan polusi, tiap 3 bulan sekali saya minta tolong bapak-bapak tukang becak dekat rumah untuk membersihkan. Tentu, ada biayanya.

Selasa, tanggal 18 Desember 2022. Sudah waktunya tumpukan daun dan ranting pohon yang selama 3 bulan dikumpulkan di sana untuk dibersihkan. Rasanya jadi rutin dan semoga berkah buat si bapak yang bersihkan.

Halaman ini hanya sebagai catatan saja untuk 3 bulan ke depannya bahwa saya harus kembali meminta tolong si bapak untuk bersihkan. Terima kasih sudah melihat halaman ini bila tidak sengaja terbaca olehmu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh