Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Dibalik Acara Workshop Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Ber-Wolbachia di Kota Semarang

[Artikel 20#, kategori Dibalik Layar] Dibalik acara? Dibalik layar, eh bingung sendiri. Maksudnya behind the scene gitu. Ada-ada saja. Saya tidak menyangka bahwa keberuntungan datang dibalik kekhawatiran karena pemilik rumah datang di waktu bersamaan. Ada tempat pelarian, tapi juga harus digenggam berbarengan.

Dia, rekan bloger yang sekarang entah apakah masih aktif menulis blog atau sebaliknya, mengabarin sebuah acara dari Dinas Kesehatan Kota Semarang (DKK). Awalnya mikir DKK, tapi pas baca surat undangannya malah acara Kementerian Kesehatan.

Tentunya, saya pasti akan memutuskan hadir. Secara gitu nilai acaranya sangat besar, apalagi undangan untuk bloger. Sesuatu yang sudah seharusnya.

Kekhawatiran

Saya senang bisa diberi kesempatan menghadiri acara, namun rekan saya ini kasih undangan senangnya mendadak. Dikabarin hari Selasa, Rabu besoknya kudu bisa. Sebagai pemilik blog yang menghabiskan waktu bekerja di rumah seharusnya baik-baik saja.

Namun berbeda kali ini di bulan Desember. Rumah kedatangan para pemiliknya, dan yang datang dalam jumlah besar. Berbeda kedatangan sebelumnya yang bisa dihitung dengan jari. Berasa bicarakan benda?

Keputusan sudah bulat, saya mengambil sikap. Peran saya sebagai bloger mengharuskan saya mengikuti kegiatan bertema workshop yang acaranya berdurasi 4 hari.

Sisi lain, sebagai penghuni rumah saya tetap mengambil peran untuk menjadi setia dengan keadaan. Pergi ke sana kemarin, dari mulai menemani cari makan, antar jemput dan lainnya.

Sebenarnya saya khawatir, bisa maksimal nggak saat acara. Dengan dua peran ini, saya juga berharap tubuh saya baik-baik saja. Saya sudah mengorbankan banyak waktu yang biasanya saya sukai, kesunyian. 

Kehadiran banyak orang di rumah, tentu menggangu kesunyian tersebut. Mau tidak mau, dan hanya ikhlas menjalani tiap jarum jam berjalan.

📸Gambar-gambar ini diambil saat acara hari kedua, Kamis tanggal 8 Desember 2022.

...

Jalanin saja, dulu. Tiap keputusan yang diambil semua pasti memiliki resiko masing-masing, begitu pikiran saya. Entah dampaknya bagaimana, yang jelas saat kesempatan datang, jangan dilepaskan.

Mari mulai kesibukan awal bulan Desember.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh