Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

[Futsal] Bertahan Itu Tidak Mudah


[Artikel 5#, kategori futsal] Hal paling menyenangkan menjadi pemain bertahan adalah menaklukkan para monster (penyerang paling ganas).  Saat berhadapan langsung, ada sedikit kegugupan. Bila berhasil menghentikannya, sebuah perasaan bahagia dan meledak-ledak menghampiri.

Jumat ini (13/4), saya bukan orang yang pertama tiba di lapangan. Ada pemain yang juga seorang penggemar Liverpool sudah menunggu di pintu depan. Lama tidak melihatnya beberapa minggu ini. 

Sapaan pertamanya setelah memastikan siapa saya adalah rasa khawatir tentang pemain lain yang belum ada datang. Sambil melirik jam di ponsel, saya membalasnya dengan mengatakan sebentar lagi datang. Biasa sedikit telat.

Monster yang tidak akan mau menyerah

[Lanjutan paragraf pertama] Tapi tunggu dulu, mereka tidak akan menyerah begitu saja. Perasaan mereka pun sama bahwa menaklukkan pemain tipe bertahan adalah kebanggaan seorang monster.

Monster yang sebenarnya yang saya pikirkan di lapangan hari ini tidak datang. Pemain dengan postur seorang atlet profesional memang sangat sempurna di mata para lawan. Sayangnya, ia kembali absen seperti minggu sebelumnya.

Pemain lain yang saya anggap monster juga ada di lapangan sebenarnya. Ia seperti tidak pernah lelah untuk terus menerobos barikade pertahanan. 

Gol seolah menjadi jaminan, meski ada pemain yang tak perlu menjadi monster, bisa mencetak hanya sekali sentuhan. Nanti saya ceritakan dia berikutnya. 

Pemain ini hanya perlu dioper, dan posisinya di depan muka gawang, membuatnya tidak perlu berpikir lama untuk langsung mencetak gol. Bahkan tanpa ancang-ancang sekalipun.

Malam ini, orang-orang yang bermain futsal lebih banyak dari perkiraan. Padahal rasa khawatir karena belum pada datang, berubah menjadi penambahan jam untuk terus bermain. Biasanya kami bermain 2 jam. Kali ini ditambah setengah jam.

Berkali-kali menghentikan monster, dan mengunggulinya, perasaan malam ini sungguh luar biasa. Paling membahagiakan adalah fisik yang tidak habis seperti pekan-pekan sebelumnya.

Ketika sang monster mulai kalah, sebuah operan yang jarang ia berikan kepada rekan satu timnya, akhirnya memberi saya sebuah perasaan tentang kekalahan si monster yang sudah menyerah untuk melewati saya.

Perasaan yang tidak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata saat kaki yang berhasil menaklukannya menggiring bola ke depan gawang lawan lalu menakluk sang kiper. Keberhasilan merebut bola dari monster itu sungguh luar biasa.

Pemain baru dengan skill yang mumpuni

Ketika tujuan yang berhasil dicapai, tubuh yang sedang terasa lelah saat berganti giliran bermain, saya melihat beberapa pemain baru yang baru ikut, memiliki skill di atas rata-rata.

Ada 2 orang yang saya amati. Satu orang berkepala plontos dan berkacamata dan satu lagi lebih muda dengan tubuh yang profosional untuk seorang pemain futsal.

Bila si muda sudah menunjukkan skill di atas rata-rata, dan juga bisa saya kalahkan, saya malah tertarik pada satu pemain lainnya.

Terlihat pemain berwajah polos dengan tebakan saya bahwa ia sudah tidak muda lagi, skillnya tidak biasa rupanya. Entah apakah pengalamannya yang menjadikan ia lebih tenang atau karena menganggap remeh.

Bila mereka terus ikut bermain, suatu hari nanti, saya ingin menceritakannya di blog saya ini. Saya menyukai keduanya meski dalam pertandingan sebagai lawan, saya tetap harus menaklukkannya.

Saat bertemu mereka, baik menghadapi si monster dan kedua pemain yang mencuri perhatian saya ini, mereka mampu saya kalahkan. Hanya saja itu tidak mudah setelah berkali-kali juga dikalahkan. Bertahan itu tidak mudah.

...

Saya tidak ingin melupakan cita-cita saya ingin menjadi pemain sepakbola profesional. Hanya saja sekarang itu benar-benar tidak mudah dan sudah tertutup.

Saya beruntung ketika diajak seseorang ikut nimbrung dalam wadah futsal. Sampai sekarang, saya tidak tahu nama tim mereka atau apakah mereka serius. 

Yang pasti, futsal bagi mereka adalah cara mengeluarkan keringat dan melepaskan penat untuk bersenang-senang bersama-sama. Saya tidak peduli dengan nama tim mereka yang memang sepertinya ikut bermain saja dan bayar diakhir pertandingan.

Apakah kamu pemain bertahan?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh