Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Menyantap Nasi Ayam, Salah Satu Menu Makanan di Pesawat Garuda


[Artikel 1#, kategori pesawat] Pernah makan nasi ayam dalam penerbangan pesawat? Apalagi itu jadi menu makanan pesawat tersebut. Saya mendapatkan pengalaman untuk pertama kalinya meski sudah berkali-kali menggunakan jasa penerbangan sebagai alat transportasi?

Saya tidak tahu bagaimana kamu yang sudah terbiasa mendapatkan menu ini tiap melakukan perjalanan dengan pesawat, terutama Garuda. Bagi saya, ini seru dan menarik.

Sangat jarang menemukan menu seperti ini selama naik pesawat Garuda Indonesia. Apalagi, akhir-akhir ini seringnya acara ASUS yang memberangkatkan saya selalu menggunakan Garuda.

Paling sering menemukan menu roti untuk penerbangan Semarang - Jakarta, atau sebaliknya. Namun kali ini sedikit berbeda saat saya melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Balikpapan.

Ada 2 menu yang ditawarkan, yang salah satunya nasi ayam. Satunya saya lupa. Tapi penumpang disebelah saya yang berasal dari Korea memesan menu nasi ayam dan menu satunya, yang kalau tidak salah menunya itu ada ikannya.




Nasi yang berwarna kuning mengingatkan saya tentang kuliner khas, yaitu nasi kuning. Apakah ini semacam strategi karena tujuan saya adalah Samarinda? Entahlah. Yang pasti, rasa lapar menutupi kekurangan saya dalam hal mencicipi untuk mengatakan apakah makanan tersebut enak atau tidak.

Selain nasi berwarna kuning, ayam dengan bumbu menjadi bagian penting menikmati hidangan ini yang sudah dikemas sedemikian rupa.

Hidangan penutup adalah puding dengan warna pink. Bagaimana minumannya? Pikiran saya sempat bertanya karena hidangan yang diberikan tidak memasukkan minuman ke dalamnya.

Rupanya ada sesi lain setelah makanan diberikan kepada sebagian penumpang. Seperti biasanya saat saya naik pesawat, Pramugari yang mendorong kereta mini yang berisikan berbagai minuman. Saya memilih Coca - Cola sebagai pelengkap makan siang saat itu.

...

Bila roti biasanya yang menjadi menu utama untuk menahan lapar saat pulang pergi Semarang Jakarta dengan Garuda, kali ini sedikit berbeda dengan dihidangkannya nasi ayam atau dengan menu ikan. 

Saya benar-benar beruntung kali ini (karena acara ASUS) dan mendapatkan pengalaman yang menarik untuk saya bagikan di sini. Andai saya tidak naik Garuda Indonesia, tentu saya tidak menemukan hal seperti ini.

Artikel terkait :
  • Masih edisi pertama untuk label 'Pesawat', maka cukup sampai di sini kamu membacanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh