Pria Tidak Berdaya

[Artikel 152#, kategori catatan] Awal bulan ini sukses bikin jantung deg-degan. Bukan karena tagihan, tapi kabar "si pemilik rumah" alias orang tua yang mau pulang ke Semarang. Si bungsu yang menyampaikan berita ini beberapa hari sebelumnya, tanpa sadar sudah menabur benih-benih kecemasan dalam diri. Akhirnya, setelah sekian lama, mereka benar-benar kembali. Dan saya? Malah ketiduran pas nunggu mereka tiba!
Sudah berusaha keras menjaga mata tetap melek. Jujur saja, kalau malam enggak futsal, tubuh ini punya alarm tidur super kuat. Sampai pukul 8 malam pun, suara yang dinanti-nanti tak kunjung terdengar. Ya sudahlah, terpaksa molor duluan. Dasar manusia, kan?
Rezeki atau Drama Lanjutan?
Kedatangan "si pemilik rumah" sepertinya dalam rangka menengok cucu sekaligus sholat IdulAdha di Semarang. Melihat mereka, kok rasanya seperti doa-doa yang selama ini dipanjatkan langsung dijawab Allah? Atau ini cuma rezeki nomplok sesaat sebelum drama lain muncul? Entahlah, cerita lengkapnya mungkin akan saya tulis di halaman berikutnya.
Kadang, saya sendiri bingung definisi rezeki itu apa, apalagi sejak "si pemilik rumah" memutuskan pensiun. Rasanya hidup ini penuh derita. Tapi tunggu dulu, rezeki itu kan enggak selalu berwujud materi.
Saya sering lupa, bisa main bola—entah mini soccer atau futsal—itu juga rezeki dari Tuhan lewat teman-teman. Maklum, semua iuran main dibayarin mereka. Jujur, saya lupa itu juga rezeki luar biasa. Terima kasih banyak, teman-teman, yang masih percaya sama saya.
Tapi namanya juga manusia, enggak pernah puas. Saya pun sampai di titik itu. Masalahnya, tagihan pinjol yang harus dibayar tiap bulan butuh dana ekstra. Kalau enggak, bisa-bisa saya dicap pelanggan gagal bayar. Kan repot!
Secercah Harapan di Bulan Juni?
Awal Juni yang jatuh di hari Minggu ini terasa syahdu. Cuaca Semarang cerah, tapi enggak terik menyengat. Sepertinya efek hujan malam harinya. Memang beberapa hari ini, hujan mulai rajin mampir tiap malam.
Apakah ini sebuah harapan baru? Belakangan, banyak kupu-kupu yang hinggap setiap kali saya bersih-bersih taman. Ditambah kehadiran "si pemilik rumah," saya berharap semesta benar-benar memberikan harapan untuk menjalani bulan Juni ini dengan lebih baik lagi. Semoga!
Artikel terkait :
Komentar
Posting Komentar