Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Potong Rambut: Dari Sekadar Potong Jadi Cerita Hidup

[Artikel 4#, kategori lifestyle] Dulu, potong rambut itu simpel. Tinggal jalan ke salon terdekat, duduk, potong, bayar, selesai. Tapi sekarang? Beda cerita, bro. Banyak pertimbangan yang harus dipikirin, apalagi soal harga. Maklum, tahun 2025 ini dunia saya beneran terbalik gara-gara kesulitan keuangan. Akhirnya, setelah hampir setengah tahun, saya memutuskan untuk potong rambut lagi di pertengahan Juni kemarin.

Topi Jadi Penutup “Krisis” Rambut

Saat main futsal atau mini soccer, saya selalu pakai topi. Bukan buat gaya-gayaan, tapi murni karena rambut depan yang udah panjang banget sampe ganggu mata. 

Bayangin, tiap nendang bola, rambut ikut nari-nari di depan muka!  Pakai topi terbalik sih emang kelihatan keren, kayak branding diri di lapangan. Tapi jujur, itu cuma akal-akalan biar rambut nggak bikin ribet. 

7 Bulan Tanpa Cukur

Blog ini ternyata berguna banget buat nyatet momen hidup, termasuk kapan terakhir potong rambut. Dari catatan, terakhir saya cukur itu Oktober 2024. 

Jadi, pas potong rambut tanggal 15 Juni 2025, udah 7 bulan lamanya rambut saya dibiarkan gondrong. Buat saya yang biasanya rambut pendek, ini rekor! Tapi begitu dipangkas, rasanya plong. Tampilan baru, semangat baru!

Kena Prank Harga Murah

Cerita lucu nih. Saya pilih tempat potong rambut yang deket rumah, bukan barbershop fancy, tapi tukang cukur sederhana yang katanya murah. Awalnya saya excited banget pas lihat harga cuma 10 ribu. 

“Wow, hemat nih!” pikir saya. Eh, pas sampai, ternyata harga 10 ribu itu buat anak-anak. Kalau dewasa, 15 ribu. Haha, kecele bro! Dalam hati saya ngedumel, “Kenapa nggak pasang harga 15 ribu aja dari awal?”  

Ya, 5 ribu sih nggak seberapa, tapi buat saya yang lagi mode hemat-hematnya, rasanya kok lumayan juga. Apalagi akhir-akhir ini ngeluarin duit selain buat makan tuh rasanya berat banget. 

Untungnya, hasil potongannya sesuai harapan. Saya cuma bilang ke mas tukang cukur, “Ikutin model di dinding itu aja.” Dan voila, rambut rapi, main bola nggak perlu topi lagi!

Potong Rambut Berikutnya Kapan?

Sekarang saya udah bisa main futsal tanpa gangguan rambut, tapi pertanyaan besar muncul: kapan potong rambut lagi? Apa harus nunggu setengah tahun lagi kayak sekarang? 

Semoga sih nggak, tapi ya gitu, dompet yang menentukan.  Kalau kamu, seberapa sering sih potong rambut? Atau ada cerita seru soal potong rambut? Share dong di kolom komentar!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Pria Tidak Berdaya