Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Potong Rambut: Dari Sekadar Potong Jadi Cerita Hidup

[Artikel 4#, kategori lifestyle] Dulu, potong rambut itu simpel. Tinggal jalan ke salon terdekat, duduk, potong, bayar, selesai. Tapi sekarang? Beda cerita, bro. Banyak pertimbangan yang harus dipikirin, apalagi soal harga. Maklum, tahun 2025 ini dunia saya beneran terbalik gara-gara kesulitan keuangan. Akhirnya, setelah hampir setengah tahun, saya memutuskan untuk potong rambut lagi di pertengahan Juni kemarin.

Topi Jadi Penutup “Krisis” Rambut

Saat main futsal atau mini soccer, saya selalu pakai topi. Bukan buat gaya-gayaan, tapi murni karena rambut depan yang udah panjang banget sampe ganggu mata. 

Bayangin, tiap nendang bola, rambut ikut nari-nari di depan muka!  Pakai topi terbalik sih emang kelihatan keren, kayak branding diri di lapangan. Tapi jujur, itu cuma akal-akalan biar rambut nggak bikin ribet. 

7 Bulan Tanpa Cukur

Blog ini ternyata berguna banget buat nyatet momen hidup, termasuk kapan terakhir potong rambut. Dari catatan, terakhir saya cukur itu Oktober 2024. 

Jadi, pas potong rambut tanggal 15 Juni 2025, udah 7 bulan lamanya rambut saya dibiarkan gondrong. Buat saya yang biasanya rambut pendek, ini rekor! Tapi begitu dipangkas, rasanya plong. Tampilan baru, semangat baru!

Kena Prank Harga Murah

Cerita lucu nih. Saya pilih tempat potong rambut yang deket rumah, bukan barbershop fancy, tapi tukang cukur sederhana yang katanya murah. Awalnya saya excited banget pas lihat harga cuma 10 ribu. 

“Wow, hemat nih!” pikir saya. Eh, pas sampai, ternyata harga 10 ribu itu buat anak-anak. Kalau dewasa, 15 ribu. Haha, kecele bro! Dalam hati saya ngedumel, “Kenapa nggak pasang harga 15 ribu aja dari awal?”  

Ya, 5 ribu sih nggak seberapa, tapi buat saya yang lagi mode hemat-hematnya, rasanya kok lumayan juga. Apalagi akhir-akhir ini ngeluarin duit selain buat makan tuh rasanya berat banget. 

Untungnya, hasil potongannya sesuai harapan. Saya cuma bilang ke mas tukang cukur, “Ikutin model di dinding itu aja.” Dan voila, rambut rapi, main bola nggak perlu topi lagi!

Potong Rambut Berikutnya Kapan?

Sekarang saya udah bisa main futsal tanpa gangguan rambut, tapi pertanyaan besar muncul: kapan potong rambut lagi? Apa harus nunggu setengah tahun lagi kayak sekarang? 

Semoga sih nggak, tapi ya gitu, dompet yang menentukan.  Kalau kamu, seberapa sering sih potong rambut? Atau ada cerita seru soal potong rambut? Share dong di kolom komentar!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh