Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Akhirnya Potong Rambut

[Artikel 3#, kategori lifestyle] Akhirnya potong rambut juga setelah hampir 4 bulan terbelengkalai karena alasan tidak punya uang. Sebenarnya rejeki ada aja sih, tapi pioritas lebih memilih isi perut ketimbang hidup lebih elegan (rambut). Tujuan potong rambut kali ini punya misi khusus sebenarnya. Penasaran?

Senin terakhir di bulan Oktober (28/10), pulang futsal sore langsung saya teruskan menuju tempat potong rambut yang kebenaran satu jalur pulang. Niat potong rambut kali ini begitu bar-bar karena sudah tidak ketahan lagi.

Konten

Saya sebenarnya sudah cukup mampu menahannya untuk tidak potong rambut. Bahkan saya mengakalinya dengan memakai topi apabila sedang bermain futsal.

Namun kali ini ada misi yang diemban, yaitu buat artikel untuk blog dotsemarang. Era pembayaran non tunai lewat QRIS rupanya juga sudah menggrogoti tempat potong rambut. Bukan hanya tempat yang eksklusif, tapi juga yang biasa.

Saya sangat tertarik dengan cara pembayaran tersebut. Dengan misi tersebut, dalih saya ingin hemat terabaikan. Toh, saya bisa potong rambut tanpa ngeluarin uang tunai. Duh, tambah lagi beban bayar bulanan pay later.

Tidak rekomendasi gaya two block

Pengalamannya nanti akan saya tulis di blog dotsemarang. Ditunggu saja bagaimana pembayaran non tunai jadi bagian penting dalam bisnis potong rambut.

Saat tiba di tempat potong rambut, hujan mengguyur. Saya tahu bahwa tubuh saya baru saja berkeringat sehabis main futsal, saya harap karyawan yang potong tidak merasa canggung karenannya.

Tapi saat melihat sosoknya menggunakan masker yang sepertinya semua pegawai di sana juga memakainya, saya sedikit tenang. Berarti aroma tubuh saya tidak tercium. Ini adalah kesempatan, jika harus pulang dulu dan menundanya nanti-nanti, pasti saya tidak akan jadi potong rambut.

Saat ditanya ingin potong rambut model apa, saya menjawab seperti biasa, yaitu two block. Potongan dengan gaya rambut poni di atas alis mata dan sisi kepala kanan kiri hingga belakang dipangkas tipis.

Namun baru kali ini saya tidak dianjurkan karna tidak cocok dengan bentuk kepala dan wajah. Sepertinya karyawannya memiliki pengalaman lebih hebat dari beberapa orang yang biasa memotong rambut saya.

Ya, biarlah. Yang penting saya mengatakan referensi bahwa saya ingin dipangkas pendek dan poni tetap ada, tapi di atas alis mata. Maklum, saya suka bermain futsal. Posisinya sering kali jadi kiper dan rambut yang mengenai mata terkadang mengganggu penglihatan.

...

Seperti yang kamu lihat di gambar di halaman ini. Ini adalah gaya rambut terbaru saya dan akhirnya saya meninggalkan topi yang hampir 2 bulan belakangan selalu dikenakan tiap bermain futsal.

Awalnya saat di tempat potong rambut, saya sedikit kurang menyukai hasilnya. Tapi karena tujuannya hanya ingin memangkas saja dan sudah benar, yasudahlah. Tidak perlu diambil pusing.

Namun setelah beberapa hari di rumah, kok cocok. Haha...

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh