Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Akhirnya Madrid Tumbang Juga Musim Ini Saat Berjumpa dengan Lille di Liga Champhions

[Artikel 70#, kategori Real Madrid] Pertandingan ke-2 Liga Champions format baru akhirnya berdampak. Real Madrid yang bertandang ke Prancis, kandang Lille yang bermarkas di stadion Stadion Pierre-Mauroy harus menerima kekalahan untuk pertama kalinya di semua ajang kompetisi. Apa yang terjadi?

Kamis dini hari (3/10), sebenarnya saya sudah bangun jam setengah 1 malam. Karna pertandingan baru dimulai jam 2 dini hari, yasudahlah tidur lagi. Beberapa hari terakhir jam tidur agak terganggu, saya harap bisa membayarnya maksud hati.

Eh, malah kebablasan. Usai segala urusan dikerjakan pas sudah bangun, akhirnya bisa nonton pertandingan Real Madrid dari menit ke-27. Syukurlah skor masih 0-0.

Formasi 4-4-2

Kembalinya Camavinga membuat Ancelotti mengubah pakem formasi biasanya. Maksudnya baik biar seimbang dan Cama dapat memainkan perannya seperti biasa. Apalagi tandemnya ada Tchouameni, bukankah lini tengah kuat? Belum lagi masih ada Valverde dan Bellingham.

Namun sial, semua pemikiran itu tidak terjadi. Permainan Madrid terlihat kacau. Meski umpan masih terhubung, Madrid bisa ditekan dan berhasil dibaca.

Pergerakan Vini paling mudah diantisipasi meski bisa beberapa kali mendapatkan kesempatan. Bellingham yang masih seret gol masih belum menemukan bentuk permainan sepeti musim lalu.

Karena formasi 4-4-2, Vini yang didorong ke depan diduetkan dengan juniornya di Timnas Brazil, yaitu Endrick. Pemain muda yang tengah disorot karena angin-anginan. Dan terlihat jelas bagaimana skor tidak berubah sampai akhir. Endrick gagal mengesankan Ancelotti meski sudah diturunkan sejak awal.

Kalah lewat pinalti

Lini masa usai hasil Madrid kalah terasa tidak menyenangkan. Bahkan, akun yang khusus membagikan seputar Real Madrid juga sangat merasa kecewa dengan permainan Madrid kali ini.

Post by @asmaridexter
View on Threads

Kalahnya Madrid juga jadi bahan gorengan akun-akun yang biasa menggoreng. Termasuk pendukung musuh Madrid yang akhirnya menemukan titik di mana Madrid adalah pecundang. Padahal baru kalah sekali.

Kembali ke lapangan dimana gol terjadi. Cama yang seharusnya kembali ke lapangan usai cedera yang menerpa penuh dengan kebanggaan harus merasakan tragis karena dirinyalah yang menjadi penyebab kekalahan.

Memang tak sengaja tangannya menyentuh bola usai berdiri jadi tembok saat Lille diberi tendangan bebas. Namun faktor Vini yang tidak bersih membuang bola pada awalnya juga jadi alasan tangan Cama bergerak dan akhirnya wasit memutuskan pinalti usai meninjau VAR.

Gol Lille! Lunin yang menggantikan peran Cortoa karena pertandingan sebelumnya mengalami cedera tidak menyangka kembalinya ia ke lapangan karna persaingan juga bernasib sama seperti Camavinga. Sial!

Babak pertama berakhir dengan keunggulan tuan rumah. Sang nomor 9 Lille yang menjadi penendang sangat luar biasa kali ini saat bermain. Saya yakin kelak ia dapat bermain di klub yang lebih besar asal terus konsisten.

Babak kedua, gagal memahami taktik

Dulu sering mendengar orang-orang akan berkata bahwa nonton Madrid harus sampai akhir. Sayangnya keajaiban yang ditunggu tidak datang kali ini. Babak kedua permainan Madrid terasa tidak berkembang juga.

Masuknya sejumlah punggawa semacam Mbappe, Arda, Modric hingga Fran pun tidak mampu membuat babak kedua terasa baru. Kerja keras kali ini seperti sia-sia. Arda yang beberapa kali mendapatkan peluang pun merasa kesal karna tidak berhasil menjadikannya gol.

Saya pikir meninggalkan pertandingan beberapa menit akan melihat skor yang berubah, rupanya tidak juga. Segala cara dilakukan, tapi pemain Madrid seakan gagal memahami taktik.

Di sisi lain, Lille sudah siap berpesta besar karena jadi tim pertama yang menumbangkan sang raja di musim 2024/2025. Lille beberapa pekan terakhir padahal sedang limbung, namun kali ini mereka malah superior.

Ancelotti sudah terlambat dalam medan perang yang terasa berat. Bukan saja gagal memberi kemenangan tapi gagal dalam strategi. Mental juara yang diharapkan juga salah kaprah kali ini.

...

Sebagai penggemar tentu memaklumi hasil yang tidak memuaskan ini. Padahal baru sekali kalah seperti gagal dalam segalanya. Madrid tetaplah Madrid, seri aja terasa kalah, apalagi sampai kalah.

Perjudian Ancelotti harus dibayar mahal kali ini. Posisi Real Madrid di klasmen Liga Champions berada di zona play-off. Apakah jalan menuju 16 besar tidak semulus dengan title juara musim sebelumnya? 

Atau ini hanya akal-akalan Madrid agar bisa terus bermain di Liga Champions karena tidak lolos secara mulus. Atau juga, Madrid sudah bosan menjadi juara dan absen dulu musim ini. Nanti musim depannya lagi baru ngegas lagi.  

Yah, mari kita tunggu saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh