Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Erik ten Hag Akhirnya Dipecat

[Artikel 131#, kategori MU] Akhirnya hari itu tiba di mana seorang Erik ten Hag (ETH) angkat kaki dari Manchester United. Sedih, tidak. Saya senang bahwa resolusi awal tahun yang saya buat benar-benar terwujud.

Dipecatnya ETH bersamaan Hari Sumpah Pemuda. Entah apa kaitannya, saya hanya mengaitkan momennya saja biar ingat terus menerus.

ETH dipecat usai kalah melawan West Ham dengan skor 2-1. Main di kandang West Ham memang tim dirugikan karena pinalti di menit akhir pertandingan. Tapi tetap saja, selama pertandingan tim seakan tidak baik-baik saja.

Saat ETH pergi, posisi Manchester United berada di luar 10 besar. Lebih tepatnya berada di posisi 14, di bawah West Ham yang sebelumnya mengalahkannya.

ETH sendiri bergabung dengan MU pada bulan April 2022. Bahkan, saya menuliskan ucapan selamat datang di blog untuk kedatangannya. Sebuah harapan baru waktu itu.

Sayangnya, seiring waktu beliau ini melakukan kesalahan fatal. Ronaldo yang kembali pulang dibuat tidak betah dan seolah dianggap beban. Jujur, sebagai penggemar Ronaldo saya merasa sedih. Dan masih banyak lagi dosa-dosa ETH yang tak perlu dijabarkan satu persatu.

Jika pemain biasa bisa diasah menjadi pemain hebat, maka pelatihnya sangat baik. Namun jika pemain hebat diasah terus menerus bukannya lebih hebat malah jadi biasa, maka pelatihnya yang gagap.

Selama menangai tim, banyak pemain hebat yang dibuat biasa dan bahkan harus angkat kaki selama ETH jadi pelatih. Lalu mencari alasan dengan membawa pemain yang pernah dulunya diasuhnya di Ajax, hasilnya malah sama saja.

Saya tidak akan mengucapkan terima kasih meski tim sudah diberi 2 piala. Jika patokannya piala, maka Mourinho yang bisa kasih 3 piala adalah yang lebih baik. Tapi, saya adalah orang baik. Saya doakan beliau sehat selalu dan silahkan nikmati waktu rehat dari lapangan.

Akhirnya saya bisa menulis tentang MU setelah terakhir kali posting di bulan Mei kemarin. Sepertinya saya harus mulai menyaksikan MU lagi saat bertanding secara langsung.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat