Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Erik ten Hag Akhirnya Dipecat

[Artikel 131#, kategori MU] Akhirnya hari itu tiba di mana seorang Erik ten Hag (ETH) angkat kaki dari Manchester United. Sedih, tidak. Saya senang bahwa resolusi awal tahun yang saya buat benar-benar terwujud.

Dipecatnya ETH bersamaan Hari Sumpah Pemuda. Entah apa kaitannya, saya hanya mengaitkan momennya saja biar ingat terus menerus.

ETH dipecat usai kalah melawan West Ham dengan skor 2-1. Main di kandang West Ham memang tim dirugikan karena pinalti di menit akhir pertandingan. Tapi tetap saja, selama pertandingan tim seakan tidak baik-baik saja.

Saat ETH pergi, posisi Manchester United berada di luar 10 besar. Lebih tepatnya berada di posisi 14, di bawah West Ham yang sebelumnya mengalahkannya.

ETH sendiri bergabung dengan MU pada bulan April 2022. Bahkan, saya menuliskan ucapan selamat datang di blog untuk kedatangannya. Sebuah harapan baru waktu itu.

Sayangnya, seiring waktu beliau ini melakukan kesalahan fatal. Ronaldo yang kembali pulang dibuat tidak betah dan seolah dianggap beban. Jujur, sebagai penggemar Ronaldo saya merasa sedih. Dan masih banyak lagi dosa-dosa ETH yang tak perlu dijabarkan satu persatu.

Jika pemain biasa bisa diasah menjadi pemain hebat, maka pelatihnya sangat baik. Namun jika pemain hebat diasah terus menerus bukannya lebih hebat malah jadi biasa, maka pelatihnya yang gagap.

Selama menangai tim, banyak pemain hebat yang dibuat biasa dan bahkan harus angkat kaki selama ETH jadi pelatih. Lalu mencari alasan dengan membawa pemain yang pernah dulunya diasuhnya di Ajax, hasilnya malah sama saja.

Saya tidak akan mengucapkan terima kasih meski tim sudah diberi 2 piala. Jika patokannya piala, maka Mourinho yang bisa kasih 3 piala adalah yang lebih baik. Tapi, saya adalah orang baik. Saya doakan beliau sehat selalu dan silahkan nikmati waktu rehat dari lapangan.

Akhirnya saya bisa menulis tentang MU setelah terakhir kali posting di bulan Mei kemarin. Sepertinya saya harus mulai menyaksikan MU lagi saat bertanding secara langsung.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh