Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Berburu Nasi Kotak di GIIAS Semarang 2024

[Artikel 31#, kategori Dibalik Layar] Jujur, ini adalah kemewahan tersendiri buat saya kala menerapkan seni bertahan hidup yang akhir-akhir ini terus berjuang. Jika rejeki harus dijemput, maka saya sedang melakukannya sekarang.

Pameran GIIAS Semarang tahun 2024 yang berlangsung dari tanggal 23-27 Oktober masih menyisakan cerita menarik yang masih saya simpan. Salah satunya yang saya ceritakan di sini.

Berburu kotak makan

Salah satu privilege yang dimiliki dotsemarang adalah akses ke media room. Alasannya karena dotsemarang diakui menjadi salah satu media resmi untuk perhelatan kegiatan yang dilakukan di Muladi Dome ini. Yah, itu nama gedung baru yang digunakan penyelenggara GIIAS.

Karena memiliki akses masuk berupa co-card, maka saya bisa mengakses ke ruangan media yang merupakan fasilitas yang disediakan buat awak media.

Nah, tiap hari akan disediakan kotak makan di sana. Saya yang sudah mengikuti pameran sejak awal sudah memahami kebiasaan ini. Maka sisi lain saya ke GIIAS selain liputan adalah berburu kotak makan siang. 😅

Lumayan, gratis. Tinggal ambil karena disediakan oleh penyelenggara. Terkadang saat saya datang, kotak makannya masih banyak dan itu tidak ada yang makan. Maklum, awak media terkadang yang datang tidak seperti saya yang rutin hampir setiap hari.

Makanan mewah

Selain fasilitas kotak makan siang gratis di dalam ruangan media, oleh penyelenggara masih banyak lagi fasilitas yang diberikan seperti air minum, dispenser jika ingin buat kopi, colokan listrik dan banyak lagi.

Namun yang paling membuat saya terkesan tentu saja kotak makannya yang disediakan. Maklum, sudah 3 bulan terakhir saya menerapkan mode irit di rumah semenjak diputuskan bahwa saya sudah tidak dapat kiriman bulanan dari pemilik rumah.

Jangankan makan mewah, bisa makan nasi dan tempe mentah hampir setiap hari saja sudah terbilang wah. Dengan kurangnya pemasukan dari aktivitas blogging, membuat kehidupan saya semakin sulit.

Makanya kali ini beruntung bisa dapat nasi kotak. Setidaknya, ada daging meski hanya beberapa kali didapat. Asupan gizi saya naik level semenjak ada GIIAS.

Saya tidak bisa menyalahkan keadaan atau mengutuk situasi yang saya alami. Ini memang nasib saya saja yang apes masih mau nerusin dotsemarang hingga sekarang.

Dasarnya miskin saja makanya mendapatkan makan nasi kotak seolah itu adalah kemewahan yang tentu bagi sebagian orang itu adalah biasa saja.

...

Hari pertama GIIAS Semarang, demi mengejar momen pembukaan, terpaksa saya naik ojek online. Hari berikutnya, praktis naik bus Trans Semarang demi menghemat ongkos. Memang naik bus terasa lama, tapi mau gimana lagi.

Oh ya, saat hari pertama memang ada kegiatan Press Day. Di saat itu, memang ada dapat amplop untuk transportasi setidaknya. Hanya saja, pengeluaran bulanan saya yang masih terjerat pinjol tetap saja jumlah yang diterima tidak menutupi sama sekali.

Memang kudu bersyukur bisa makan mewah (nasi kotak) selama pameran. Alhamdulillah!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh