Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Terima Kasih Pak Jokowi

Minggu, tanggal 20 Oktober 2024. Langit di Kota Semarang yang biasanya panas, mendadak adem. Bahkan, turun hujan. Apakah itu sebuah pertanda? Bahagia atau rasa sedih? Hari ini sebuah perjalanan seorang pemimpin akhirnya terhenti, dan akan berganti dengan yang baru. Saya harap perubahannya menuju arah yang lebih baik.

Tidak menyangka hari itu tiba, Senin malam (14/11/16), di mana seorang seperti saya bisa bertemu pertama kalinya dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Apalagi momennya dibuat spesial dengan mengumpulkan para influencer dan pembuat konten dalam satu tempat untuk sekedar foto bersama.

Tentu, gestur pria bertubuh tinggi 1,75 m tersebut tidak sekedar datang menyapa. Kami berdiskusi singkat. Saya sungguh senang hari itu. Wajah-wajah familiar juga hadir di sana. Entah apakah momen ini akan juga terjadi pada pemimpin yang baru nanti?

Terima kasih Pak Jokowi

Meski saat itu hanya pertemuan singkat, pengalaman itu terus membekas dan abadi dibalik tulisan yang saya simpan hingga sekarang. Kini, perjalanan beliau harus berakhir dan kembali menjadi sosok manusia biasa seperti kami.

Perasaan yang terasa nyaman melihat mulusnya pergantian tapuk kepimpinan dari Presiden Jokowi ke Presiden Prabowo. Dan hujan seketika turun menyambut mereka di sini (sekitar Semarang). Layar kecil yang saya pandangi menjadi momen bersejarah yang kelak akan diingat.

Kali ini saya meyakini pada diri sendiri 'untuk tak apa memakai internet untuk menonton siaran langsung pergantian Presiden dengan acara sumpah jabatan'. Kuota bisa dibeli, momen berharga hanya sekali seumur hidup. Yah, meski bisa diputar berulang kali (YouTube).

Instagram @jokowi

Terima kasih Pak Jokowi untuk dedikasinya memimpin negeri. Sehat selalu buat Bapak dan keluarga. Semoga masih terus berkontribusi meski hanya dibalik layar. Kami penduduk Indonesia, sangat mencintaimu, Pak!

Tahun 2016

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh