Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Resolusi 2024 : MU Ganti Pelatih

[Artikel 129#, kategori MU] Saya rasa sudah cukup bersabar dengan kepemimpinan Erik ten Hag. Ia memang bagus sebagai pelatih, tapi ini Manchester United. Klub yang tidak sedang berproses seperti jamannya Alex Ferguson. Tapi klub yang sangat besar. Selain itu, ETH punya banyak dosa besar yang tidak akan dimaafkan oleh sebagian besar penggemar.

Lucu juga menulis resolusi tahun ini. Apalagi tentang MU. Nama besarnya benar-benar tenggelam. Tak ada lagi rasa hormat dari penggemar atau bahkan lawan. Seakan MU sudah tidak betaring lagi untuk menguasai Eropa. Eh, jangankan Eropa. Liga saja masih terseok-seok.

Pecat ETH

Jujur, saya memiliki dendam tersendiri terhadapnya. Memang dari sisi manajer (pelatih), beliau ini bukan kaleng-kaleng. Namun untuk personal dalam mengatur pemain, ia sangat buruk.

Kepergian Ronaldo hingga De Gea adalah titik awal ketidaksukaan kepadanya. Awalnya mungkin ia berhak karena tugasnya dan juga posisi Ronaldo yang sudah berumur. 

Seiring waktu, performa tim ternyata sama saja dan bahkan jeblok. Keputusan yang salah yang ia ambil karena kurangnya sabar. Entah kenapa orang-orang disekitarnya tidak ada yang mengatakan untuk tidak terburu-buru ambil keputusan.

Apapun hasilnya nanti, kompetisi selesai, saya harap resolusi saya bisa tercapai. MU punya pelatih baru. Keluarkan Erik, mengapa harus mempertahankan disaat dulu Mourinho yang memberi banyak piala juga dipecat.

Saya mencintai klub ini semenjak saya duduk di bangku Sekolah Dasar. Era keemasan David Beckham hingga Cristiano Ronaldo begitu indah. Saya menginginkannya memori itu kembali.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh