Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pekerjaan Baru di Rumah, Nyiramin Rumput Jepang

[Artikel 61#, kategori rumah] Yuk, dipasang rumputnya kata pemilik rumah usai siangnya (3/1) sebelumnya membeli rumput Jepang. Rumputnya yang sudah diturunkan dari kendaraan sebelumnya masih terikat di dekat taman rumah. Sepertinya ada pekerjaan baru yang akan saya lakuin ke depannya.

Pemilik rumah begitu antusias membeli rumput Jepang yang akan menambah daya tarik lingkungan rumahnya semenjak direnovasi. Apalagi belinya tidak sedikit, cukup banyak untuk menutupi halaman belakang dan depan.

Siram rumput

Ketika akhirnya pemilik rumah dan keluarga besar pulang, saya sedikit tenang dalam pikiran karena saya bisa beristirahat total di dalam kamar.

Tapi, mereka meninggalkan saya dengan pekerjaan baru di rumah. Saya bukan ahli dalam mengurusin taman. Namun jika hanya untuk bersih-bersih, saya sering melakukannya.

Menyiramin taman sepertinya pekerjaan mudah juga. Meski begitu, itu menambah kekhawatiran saya. Apakah rumputnya akan bertahan dan tumbuh? Atau sebaliknya? Yang patut disalahkan bila nanti gagal adalah saya pasti. Dilema jadinya.

Beberapa hari hujan di Kota Semarang cukup membuat saya bersantai karena tidak perlu menyiram. Saya bisa fokus sebentar dengan aktivitas saya di depan komputer jika begini terus.

Yah, semoga saja semua baik-baik saja. Kasihan pemilik rumah yang sudah semangat 45 membeli rumputnya. Bahkan, beliau menanamnya dengan tangan sendiri.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Berkenalan dengan Istilah Cinephile