Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Mendadak Awal Tahun 2024 Ke Jakarta

[Artikel 4#, kategori Jakarta] Tidak menyangka saya melakukan perjalanan ke Jakarta tidak dalam rangka acara ASUS seperti biasanya. Apalagi kali ini dilakukan hanya sehari, pulang pergi. Ya, mendadak si bungsu mengajak pergi dengan melewati tol. Saya masih bingung sebenarnya, apakah ada acara di Ibu Kota?

Malam hari sebelum keberangkatan, pintu kamar saya diketuk. Si bungsu yang sepertinya baru pulang dari kerja mengatakan bahwa kita besok pagi pergi ke Jakarta. 

Sebagai pekerja lepas (bloger), memang saya tidak pernah terikat. Tentu ajakan itu saya sanggupin. Apalagi cuma sehari dan menggunakan kendaraan pribadi. Saya diajak tentu karena bisa bergantian menyetir saja.

Penasaran

Terakhir kali saya pergi ke Jakarta pada tahun 2022. Saat itu karena acara ASUS. Usai percakapan singkat dengan si bungsu, saya tidak menemukan jawaban pasti alasan kami esok harinya pergi ke Jakarta. 

Padahal hari keberangkatan, hari Sabtu tanggal 27 Januari 2024, ada pertandingan Real Madrid. Kali ini saya pasti akan melewatkannya begitu saja.

Sabtu pagi, rencana pergi ternyata terealisasi. Saya masih ingat percakapan dengan si bungsu malamnya, kita akan pergi selesai ia menyelesaikan sedikit urusan pekerjaannya di rumah sakit. 

Saya sudah bersiap, namun ada pemandangan ganjil yang tidak saya perkirakan. Eh, keluarga kecilnya si bungsu pada ikut juga toh (istri dan anak). Lho, kirain hanya berdua saja. Haha.. di luar dugaan.

Biaya tol

Segala persiapan sudah beres, akhirnya kami pergi. Awal perjalanan saya yang nyetir kendaraan. Total ada 4 orang yang ada di dalam. Cuaca Kota Semarang cukup bagus hari ini, meski ada adegan drama karna ada barang yang tertinggal di rumah.

Bismillah, kami semua pergi. Saya tidak minum kopi kali ini untuk menemani perjalanan, tapi membawa minuman energi yang biasa saya minum saat bermain futsal.

Sebelum masuk tol, kartu e-money diisi 1 juta. Apakah itu kebanyakan pikir saya? Namun memang tidak murah melakukan perjalanan dari Kota Semarang menuju Jakarta.

Makan siang di Tegal

Setelah 2 jam lebih, akhirnya kami tiba di Tegal. Seperti rencana sebelumnya, kami memutuskan makan siang di sini. Menyenangkan rasanya keluar dari kamar di akhir pekan, apalagi bisa makan mewah. Mau gimana lagi, di rumah mungkin nasi merupakan kemewahan tersendiri buat saya.

Usai keluar dari tol, eh ternyata tempat makannya pas banget berada di tikungan jalan raya. Sangat dekat dan ini strategis sekali menurut saya.

Ternyata tempat yang dituju adalah sate kambing. Sepertinya sangat populer di Tegal. Sudahlah, mari kita coba saja makan sate kambing muda di sini. Eh, ulasannya saya taruh di blog dotsemarang saja.

Ditemani hujan

Perjalanan dilanjutkan usai bersantap siang. Sungguh nikmat dan rasanya ini kali pertama makan sate kambing dengan daging yang berbeda dari biasanya.

Saya masih menyetir dalam perjalanan. Tubuh saya masih sanggup. Meski bukan pengalaman pertama pergi ke Jakarta melewati jalan tol, tetap saja ini sangat menyenangkan. Di jalan tol, kecepatan hingga 140km terasa lambat saat jalan terlihat hanya lurus saja.

Akhirnya saya berganti posisi dengan si bungsu yang mengambil alih posisi driver. Ya, perjalanan kami sudah mau memasuki Jakarta. Meski saya tahu bahwa tubuh saya masih sanggup untuk posisi driver, jalanan Ibu Kota masihlah awam buat saya.

Hujan menjadi teman sepanjang perjalanan hingga memasuki Jakarta. Tapi untunglah, di Jakarta sendiri cuacanya agak cerah kali ini.

Liburan keluarga

Tujuan tempat pertama adalah Jakarta AQuarium Safari. Lho, kok ke sini? Eh.... ternyata perjalanan ini bukan karna ada acara semacam pernikahan atau pekerjaan. Ini lebih liburan keluarga saja.

Luar biasa pengalaman kali ini menurut saya. Jauh-jauh ternyata hanya ingin liburan. Si bungsu akhirnya mengkonfirmasi bahwa ini demi si istri katanya saat kami sudah perjalanan kembali ke Kota Semarang. 

Selain melihat dunia ikan yang juga pertama kalinya buat saya, kami hanya pergi ke tempat makan dan tempat ngopi saja sisa tujuannya. Di tempat ngopi kami juga bertemu dengan teman-teman si istri si bungus. 

Ada banyak konten yang saya bawa kali ini dari Jakarta. Semoga saja bisa segera saya buatkan artikelnya nanti di blog. Saat mereka ngobrol di dalam kafe, saya memilih beristirahat di dalam kendaraan saja. 

...

Alhamdulillah, perjalanan pulang berjalan lancar. Kami tiba di Kota Semarang sangat malam, tapi belum dini hari. Tubuh yang begitu lelah meski hanya duduk saja. Ah, saya sudah kehabisan ide menceritakan bagian akhir ini.  Mari kita beristirahat saja. 

Eh, Real Madrid menang atau kalah lawan Las Palmas pertandingan pekan ke-22 di La Liga?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh