Catatan
Rumah Kembali Berdenyut: Kisah Rindu dan Syukur di Libur Iduladha
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
[Artikel 82#, kategori rumah] Setahun terasa panjang bagi sebuah rumah yang sepi. Namun, kali ini, dalam hangatnya libur Iduladha, keheningan itu pecah oleh gelak tawa dan cerita. Semarang kembali menyambut kedatangan pemiliknya, dan bersamanya, kenangan-kenangan indah dari setiap perayaan besar seolah menari di setiap sudut ruangan.
Kebahagiaan ini tak hanya milik si bungsu dan keluarganya yang akhirnya dapat memeluk erat kedua orang tua. Saya, yang ikut merasakan kehangatan rumah ini, pun tak dapat menyembunyikan suka cita.
Mereka bukan sekadar keluarga, melainkan rumah kedua yang selalu terbuka. Sebuah pertanyaan seringkali muncul: bagaimana kelak saya dapat membalas limpahan kebaikan ini?
Ketika hati dipenuhi kebahagiaan, semesta seolah ikut tersenyum. Bulan Juni ini terasa istimewa dengan rezeki yang mengalir deras. Mungkin benar adanya, kupu-kupu cantik yang beberapa hari lalu singgah di taman adalah pertanda baik, sebuah isyarat bahwa perjuangan hidup yang selama ini saya jalani mulai menunjukkan titik terang
Rumah ini kembali menjadi sumber keberlimpahan. Tak hanya hidangan lezat yang selalu tersedia, tetapi juga 'dompet' yang terasa lebih aman karena pengeluaran hanya terfokus pada kebutuhan pokok. Sebuah kemewahan sederhana yang patut disyukuri.
Manajemen waktu
Namun, riuhnya kebersamaan ini membawa dinamika baru. Kesunyian yang selama ini menemani setiap aktivitas menulis kini harus berbagi ruang dengan percakapan dan canda tawa.
Tantangan baru pun muncul: bagaimana menyeimbangkan waktu untuk menikmati momen bersama keluarga dan tetap produktif di depan laptop. Sebuah seni manajemen waktu yang perlu terus diasah.
Dulu, mungkin saya akan terusik dengan perubahan ini. Namun, pengalaman telah mengajarkan bahwa setiap situasi memiliki hikmahnya. Ini bukan kali pertama rumah kembali ramai, sehingga saya telah belajar beradaptasi dan menemukan ritme yang tepat.
Di tengah hangatnya dekapan keluarga, ada harapan sederhana yang terselip: semoga timbangan badan ikut bergeser ke kanan. Tubuh yang terasa semakin ringan ini merindukan asupan yang lebih dari biasanya.
Namun, di atas segalanya, saya selalu bersyukur atas setiap nikmat yang telah diberikan. Sehat selalu untuk keluarga tercinta dan rumah yang kembali hidup. Semoga kita semua senantiasa dilimpahi keselamatan dan rasa syukur atas rahmat yang tak terhingga dari Allah SWT. Oh ya, gambar di atas hanyalah ilustrasi. Bukan sebenarnya.
Artikel terkait :
- [Juli 2024] Rumah Kembali Rame
- Akhirnya Mereka Mudik Juga
- Rezeki Tamu
- Kebodohan Hari Ini, Lupa Matiin Air
- Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar