Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Kekhawatiran Terhadap Waktu yang Semakin Cepat


[Artikel 8#, kategori pria 31 tahun] Berada di umur segini (31 tahun), saya mulai lebih banyak memikirkan waktu. Entah karena saya saja yang banyak melakukan aktivitas dan tanpa sadar waktu berjalan lebih cepat. Atau memang bumi yang semakin berubah yang berdampak waktu jadi lebih cepat dari biasanya.

Tanpa pasangan, meski saya merindukan suasana saat berdua, saya semakin sadar bahwa hidup saya kurang menarik, hampa dan sedikit berantakan. Melihat dapur yang tidak pernah beres, miris rasanya sebagai pria.

Waktu seolah tertawa dan tak pernah berbohong bahwa orang yang tidak mengikuti iramanya akan tertinggal dan tanpa ampun. Saya berharap punya mesin waktu memikirkan waktu.

Andai saya mengerti bahwa semakin dewasa seorang pria maka ia semakin khawatir soal waktu, mungkin saya tidak akan banyak menghabiskan waktu dengan percuma.

Masa remaja untuk menemukan jati diri, masa muda untuk menemukan waktu abadi (karir dan pasangan) dan masa tua untuk menikmati hasil. Saya tidak pernah memikirkan ini semua di saat menginjakkan kaki di dunia ini. Yang saya tahu, terus berjalan dan jatuh, lalu mencoba berdiri kembali.

Kamu yang masih berada di usia muda (20-25), perlakukanlah waktu sebaik mungkin. Bekerja keraslah demi sesuatu yang kamu yakini. Dan bersenang-senanglah saat itu waktunya untuk kamu.

Bila kamu menemukan seseorang untuk dicintai, perlakukanlah ia sebaik mungkin. Cinta itu indah namun menyakitkan. Jangan menyerah saat disakiti, tapi ingat bagaimana indahnya tersengat cinta.

Jangan lari dari masalah dan tetaplah bergepegangan pada keluargamu. Teman mudah dicari, sahabat mudah didapat, tapi keluarga sangat sulit untuk kamu lepas begitu saja.

Teruslah membangun pertemanan, mengejar passion, menyelesaikan tanggung jawab yang sudah dijalani meski sesulit apapun. Beristirahatlah ketika kamu lelah, karena aset berhargamu adalah tubuhmu.

...

Kamu akan merasa kesepian saat sudah menginjakkan kepala 3 andai kamu terlalu jauh berlari. Tidak ada orang yang mencintaimu meski kamu memberikan cinta yang sangat besar kepada mereka.

Kamu akan kedinginan ketika matahari menyengat kulitmu. Kamu seolah sendiri meskipun berada ditengah kegembiraan banyak orang. 

Mari lakukan terbaik hari ini sebelum kamu jauh melihat masa depan dan berkata 'andai' seperti saya. 

Artikel terkait :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deserving of the Name, Drama Korea Tentang Dokter Modern dan Dokter Oriental (Akupuntur)

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh