Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Biskuit Kaleng yang Mendadak Hilang dari Peredaran

[Artikel 4#, kategori Produk] Beberapa hari sebelum lebaran, mendadak biskuit kalengan yang jadi ritual dimakan saat lebaran mendadak hilang dari peredaran. Semua minimarket di sekitar rumah, termasuk toko kelontong udah dicari, benar-benar tidak menemukan satu pun. Apakah lebaran tahun ini tanpa biskuit kaleng?

Beberapa hari sebelumnya, biskuit kalengan masih menghiasi minimarket. Saya pikir menunggu momen yang tepat dan ada uang lebih, baru meminangnya. Maksudnya membelinya.

Namun seiring waktu mendekati hari lebaran, kaleng-kaleng tersebut raib alias tidak ada stok lagi di tempat yang biasanya mudah dilihat.

Versi murah

Karena sudah menyerah mencari biskuit kaleng dengan segala merek, mendadak inisiatif saya ingin membeli biskuit lain yang biasa saja. Yang penting ada makanan saat lebaran saat di kamar.

Seperti ini isinya Khong Guan 300g

Dan tara, saya berjumpa dengan biskuit Khong Guan versi plastik yang beratnya cuma 300g beberapa hari kemudian. Harganya pun murah, kurang dari 20 ribu. Kalau tidak salah waktu itu 17 ribuan rupiah.

Awalnya pasrah bahwa lebaran kali ini tanpa warna-warni biskuit ala Khong Guan. Ternyata ada versi lain yang membuat lebaran lebih terasa.

Saya menemukannya di Alfamart, eh masuknya membelinya di sana. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh

Mengenal Istilah Jam Kerja Hotel; Split atau Double Shift

Berkenalan dengan Istilah Cinephile