Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Solat Idulfitri: Jalan Kaki dari Rumah

[Artikel 12#, kategori Lebaran] Karena sepeda sedang berada di tempat lain, solat idulfitri kali ini saya niatkan dengan jalan kaki. Selain ingin menggerakkan tubuh yang beberapa hari kaku, juga untuk melihat sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Tahun 2020, karena anjuran pemerintah untuk meniadakan solat idulfitri, saya tidak solat. Padahal di dekat rumah rasanya ada yang menyelenggarakan solat idulfitri. Saya termakan isu dan sudah duluan lesu.

Akhirnya solat juga

Meski tahun ini puasa saya tidak sesempurna tahun lalu, momen solat idulfitri adalah paling ditunggu. Niat saya berjalan kaki adalah bagaimana semangat itu timbul karenanya. 

Cerita lebaran kali ini dibarengi juga dengan anjuran pemerintah yang melarang mudik. Lebih ketat dari tahun sebelumnya. Tapi tetap saja, masih ada orang-orang yang berusaha menerobos agar bisa pulang ke tempat asal masing-masing.

Lupakan para pemudik, toh ada yang mengurusin. Lagian saya juga tidak akan mudik. Fokus dengan bagaimana saya akhirnya berjalan kaki menuju Masjid Agung Jawa Tengah.

3,2 Kilometer

Rencana saya akan pergi pukul 5 pagi dini hari. Namun kenyataannya, saya malah keluar rumah sudah setengah 6 pagi. Karena berpikir takut telat, langkah saya lebih cepat dari jalan kaki yang niatnya bisa santai.

Melewati beberapa masjid yang juga sedang melaksanakan solat id, saya terus melangkah menuju lokasi. Entah apa yang dipikirkan orang-orang yang melintas, setidaknya saya tidak berbuat jahat.

Cuaca langit Semarang sangat mendukung. Langit terlihat biru yang ditutupi sebagian awan putih. Jalanan yang masih sepi, memanjakan mata yang tak ingin sesak.

Saat selesai solat dan sudah kembali ke rumah, saya mengecek aplikasi kesehatan yang merekam segala aktivitas langkah saya. Ya, jarak tempuhnya adalah 1,6 km perjalanan dari rumah ke masjid. Bila bolak-balik, tinggal dikalikan 2 saja.

Sehat selalu buat tubuh ini yang tidak muda lagi. Lebaran kali ini punya cerita sendiri meski tubuh berkeringat seperti mandi.



Saya senang bisa melakukan dengan cara berbeda hari ini.

Selamat Idulfitri 1442 H, mohon maaf lahir dan batin.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile