Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Liga Champions 2020/2021: Real Madrid Tertahan Sampai Semifinal

[Artikel 11#, kategori Real Madrid] Sebelum bertanding melawan Chelsea di leg kedua, sebagian orang mungkin berpikir bahwa Madrid dapat melanjutkan sampai ke final. Namun langkah itu harus terhenti. Harapan itu langsung buyar kala menyaksikan permainan Madrid yang terlihat biasa-biasa saja.

Lama tidak menulis tentang Real Madrid. Terakhir menulis saat tim menjuarai kompetisi yang ke-34 kali (La Liga). Padahal, banyak pertandingan menarik yang ingin saya tuliskan di blog pribadi ini. Entah kenapa jadi malas.

Permainan yang sudah ditebak

Kejeniusan Zidane kali ini tidak berpengaruh sama sekali dalam pertandingan penentuan lolos ke final. Padahal tinggal selangkah lagi. Meski saya pun pesimis bila masuk final. Dimana Manchester City yang sangat berambisi ingin membawa si kuping besar untuk pertama kalinya. Mungkin lebih baik City saja yang juara.

Pada leg pertama, Madrid yang tampil tanpa sang kapten harus rela berbagi angka 1-1. Saat itu, permainan Madrid sudah terlihat tidak maksimal. 

Kekuatan Modrid dan Kross tak dapat banyak membantu karena Chelsea tahu mana yang berpotensi. Mereka berhasil menekan keduanya.

Leg kedua, bos seolah tidak belajar dari leg pertama. Kehadiran kapten pun tidak berpengaruh banyak, termasuk Hazard yang mungkin dianggap kartu AS kali ini. Ia benar-benar seolah menghilang di tengah pertandingan.

Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, mampu membaca permainan madrid. Strateginya berhasil membuat Madrid menjadi tim biasa.

Tidak ada kartu AS

Harapan besar ada pada Hazard yang diharapkan menjadi pengubah keadaan. Sayangnya, itu tidak terjadi. Malah menjadi perbincangan di akhir pertandingan kala ia terlihat tertawa bersama pemain lawan, Chelsea.

Mungkin sebuah kerinduan dan reuni kecil. Hanya saja situasinya tidak pas kala itu. Semua pemain tertunduk lesu, dan ia malah tertawa. 

Saya berharap ada Ronaldo di sana sebagai kartu AS. Entahlah kenapa saya berpikir ke sana. Benzema macet, pemain sayap semua juga tidak berjalan semestinya. Apakah karena strategi Chelsea sangat berhasil?

...

Saya harap Zidane tidak pergi lagi. Sudah membawa Madrid sejauh ini, semifinal, tentu adalah hal yang lazim sebagai pengoleksi gelar terbanyak Liga Champions. Bila diganti, khawatirnya prestasi itu tidak lagi membuat Madrid lebih baik.

Semoga musim depan, tim lebih baik lagi. Selalu ada cerita menang dan kalah. Dan hari ini, Madrid sedang berada diposisi kalah. Selamat Chelsea!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya