Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Lebaran dengan KFC

[Artikel 14#, kategori Lebaran] Saya mendadak sedih saat kembali memutar kehidupan saya tiga tahun lalu saat momen lebaran. Saat itu, hanya ada 50 ribu rupiah yang saya pegang (dompet). Sekarang, saya sangat bersyukur bahwa dompet terisi lebih banyak dan bisa beli ayam KFC saat lebaran.

Saya sudah sangat senang sekali tahun ini bisa bersamanya, meski status kami tidak lagi sebagai kekasih. Lebaran tahun 2020, hubungan kami dipisahkan oleh luasnya samudra. Dia sedang berada di Malaysia. Maka lebaran tahun ini adalah momen spesial, ia berada di samping saya hari ini.

Ketika Dia mengatakan akan memasak opor ayam, sungguh kebahagiaan saya sepertinya berlipat-lipat. Sayangnya, ide memasak itu yang saya pikir bahwa ia bisa membuat masakan opor, ternyata tidak bisa.

Ketimbang membuatnya menderita harus melihat tutorial di YouTube, lebih baik mentraktirnya dengan ayam KFC. Sudah lama sekali saya tidak makan ayam di sana. Dan lebaran, rasanya harus lebih istimewa buat diri sendiri sebenarnya.

Kami akhirnya menikmati ayam KFC yang seharusnya sudah biasa buatmu. Aneh memang menurut kami. Lebaran kok malah menyantap hal normal seperti itu.

Mau gimana lagi, makan ayam KFC buat saya seperti barang mahal yang sehari-hari hanya makan mie atau tempe goreng. Mengeluarkan uang untuk memesannya dengan harga yang sedikit mahal, tentu tidak masalah. Biar pun uang didompet sudah habis akhirnya.

Apakah ini yang dinamakan bahagia itu sederhana? Ditemani saat lebaran dan makan ayam KFC. Tiap ngomong lebaran, rasanya saya selalu kesepian beberapa tahun belakangan. Kali ini, tidak. 

Terima kasih kamu yang selalu bertahan denganku.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya