Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Lebaran dengan KFC

[Artikel 14#, kategori Lebaran] Saya mendadak sedih saat kembali memutar kehidupan saya tiga tahun lalu saat momen lebaran. Saat itu, hanya ada 50 ribu rupiah yang saya pegang (dompet). Sekarang, saya sangat bersyukur bahwa dompet terisi lebih banyak dan bisa beli ayam KFC saat lebaran.

Saya sudah sangat senang sekali tahun ini bisa bersamanya, meski status kami tidak lagi sebagai kekasih. Lebaran tahun 2020, hubungan kami dipisahkan oleh luasnya samudra. Dia sedang berada di Malaysia. Maka lebaran tahun ini adalah momen spesial, ia berada di samping saya hari ini.

Ketika Dia mengatakan akan memasak opor ayam, sungguh kebahagiaan saya sepertinya berlipat-lipat. Sayangnya, ide memasak itu yang saya pikir bahwa ia bisa membuat masakan opor, ternyata tidak bisa.

Ketimbang membuatnya menderita harus melihat tutorial di YouTube, lebih baik mentraktirnya dengan ayam KFC. Sudah lama sekali saya tidak makan ayam di sana. Dan lebaran, rasanya harus lebih istimewa buat diri sendiri sebenarnya.

Kami akhirnya menikmati ayam KFC yang seharusnya sudah biasa buatmu. Aneh memang menurut kami. Lebaran kok malah menyantap hal normal seperti itu.

Mau gimana lagi, makan ayam KFC buat saya seperti barang mahal yang sehari-hari hanya makan mie atau tempe goreng. Mengeluarkan uang untuk memesannya dengan harga yang sedikit mahal, tentu tidak masalah. Biar pun uang didompet sudah habis akhirnya.

Apakah ini yang dinamakan bahagia itu sederhana? Ditemani saat lebaran dan makan ayam KFC. Tiap ngomong lebaran, rasanya saya selalu kesepian beberapa tahun belakangan. Kali ini, tidak. 

Terima kasih kamu yang selalu bertahan denganku.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh