Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Maag Kambuh di Bulan Mei

[Artikel 46#, kategori kesehatan] Beberapa hari sebelumnya perut sepertinya menunjukkan gejala maag akan kambuh. Meski sudah diantisipasi, eh ternyata tetap saja menyerang. Pas mau main futsal hari Kamis pula. Ada-ada saja cerita di bulan Mei.

Kamis, tanggal 16 Mei, akhirnya penyakit yang sudah menggerogoti tubuh jika sedikit saja salah makan menunjukan batang hidungnya. 

Menarik sumbu waktu ke belakang, memang ada beberapa makanan yang di luar kebiasaan yang mempengaruhi. Biasanya saya cuma makan yang sederhana seperti nasi pakai timun atau mie rebus pakai telur.

Entah kenapa, maag itu datang kali ini. Segala aktivitas jadinya tidak berjalan normal. Padahal bulan puasa yang paling dikhawatirkan malah baik-baik saja.

Terakhir saya menulis maag kambuh di blog pada awal tahun 2023. Apakah sudah setahun perut saya aman?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat