Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mendadak Ke Boyolali

[Artikel 114#, kategori aktivitas] Awal bulan Mei, di akhir pekan sudah harus keluar kota. Entah kenapa kerabat sukanya kasih kabar selalu mendadak. Untungnya saya fleksibel, sehingga bisa siap apabila memungkinkan.

Sabtu pagi (4/5), saya menemani istri kerabat yang anaknya mengikuti studi tur bersama Sekolahnya. Anak kerabat sendiri masih TK dan pengalaman kali ini yang pertama buatnya pergi berwisata sambil mendapatkan edukasi.

Boyolali

Karena rombongan murid harus satu bus dengan guru-guru, orang tua yang mengikuti terpaksa berkendara dengan kendaraan lain. Tujuannya kali ini adalah Boyolali, Kota yang dikenal dengan Kota Susu.

Meski cukup familiar karena beberapa kali kunjungan wisata, tetap saja masih dibilang asing. Map masih menjadi andalan yang kali ini diarahkan ke lokasi dimana acara studi tur berlangsung.

Ekowisata Taman Air adalah tempat yang kami tuju. Dalam perjalannya sendiri, kami terpisah dengan rombongan. Padahal berangkatnya ngintilin dari belakang.

Saya yang bertugas sebagi driver hanya mengikuti intruksi saja. Satu sisi memang mengganggu aktivitas harian di depan laptop, satu sisi saya punya bahan baru buat konten nanti.

Saya tak menyangka tempat tersebut sangat ramai kunjungan Sekolah-sekolah seperti yang dilakukan anak kerabat ini. Sepertinya tempat ini memang rekomendasi buat para guru-guru membawa muridnya belajar dan berwisata.

Suasananya memang alam banget. Ada banyak wahana air. Tiap beberapa jam, selalu ada Sekolah yang diarahkan oleh panitia tempat acara untuk bermain layaknya studi tur.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan siang hari. Kami kembali menuju pulang. Karena bisa dibawa pulang, anak kerabat bersama kami dalam perjalanannya.

Akhir pekan cukup menyenangkan kali ini. Sesekali keluar dari kamar untuk menikmati suasana baru. Setiap perjalanan, pasti memiliki cerita yang bisa dikenang. Eh, ditulis di blog nantinya.

Ditunggu postingannya di blog.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya